"Yang biasa masih bayar retribusi atau pajak disini paling hanya 30 persennya lah pak. Kalau diuangkan ya bisa sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta pertahun masuk dari retribusi. Kalau sekarang ditiadakan, makanya makam juga kurang ke urus," ujar Aris.
Apalagi kata dia, jumlah tenaga kebersihan dengan jumlah makam sangat tidak sebanding.
"Disini kan ada sekitar 8 000 makam, sementara petugas kebersihan hanya tiga orang, ya jelas sangat kurang apalagi saat musim hujan seperti ini rumput cepat tumbuh, baru seminggu dibersihkan, makam sudah hijau lagi ditumbuhi rumput liar," katanya.***