"Awalnya iyah sempat nangis karena dimasukan oleh ayah ke pesantren. Tetapi secara perlahan, akhirnya terbiasa, bahkan disini asik rame banyak teman," ujarnya.
Dukanya, bila ia mengalami kondisi sakit, maka tidak ada ayah atau ibu yang menemani. Termasuk ketika wabah Covid-19 menyerang ratusan santri di pesantren ini, ia termasuk santri yang kena dan harus menjalani isolasi mandiri di pesantren.
Baca Juga: Gempa di Sulawesi Tengah dengan Magnitudo Update M5,0 Dirasakan dalam Skala IV MMI di Ampana
Untungnya pihak pesantren sigap dan menangani setiap santri yang mengalami sakit. Hingga tidak dalam hitungan lama, mampu mengendalikan penyebaran covid-19, hingga para santri semuanya berangsur sembuh.***