Ciamis Ingin Kembali ke Nama Galuh, Ini Dia Sejarahnya yang Penuh Intrik Perebutan Tahta dan Perang Saudara

- 5 Maret 2023, 16:29 WIB
Suasana Taman Raflesia Alun-alun Ciamis, Sabtu 31 Desember 2022 malam. Salah satu ikon Kabupaten Ciamis yang ingin berganti nama kembali menjadi Galuh.*
Suasana Taman Raflesia Alun-alun Ciamis, Sabtu 31 Desember 2022 malam. Salah satu ikon Kabupaten Ciamis yang ingin berganti nama kembali menjadi Galuh.* /kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil

Sejarah Galuh

Dilansir dari buku Sénapati Balangantrang, "Intrik jeung Barébédan Pulitik" di Galuh karya Sejarahwan Sunda, Saléh Danasasmita, nama Galuh bermula dari nama sebuah keraton yang bangun oleh Writekendayun.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Instruksikan Audit Semua Depo Pertamina dan Buat Buffer Zoner! Apa itu Buffer Zone?

Writekandayun meneruskan tahta dari ayahnya, Prabu Dewaraja alias Kandiawan, yang merupakan penguasa Kerajaan Medang Jati, kerajaan bawahan Kerajaan Tarumanagara. Saat naik tahta pada tahun 612 M, ia memilih mendirikan keraton baru di kawasan pertemuan antara sungai Citanduy dan Cimuntur (kini termasuk Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis).

Keraton tersebut diberi nama Galuh yang dalam bahasa Sansakerta berarti Permata. Pada tahun 670, Writekandayun memerdekaan diri dari Tarumanagara dan Galuh menjadi kerajaan otonom dengan Writekandayun sebagai raja pertamanya.

Pendiri Kerajaan Galuh tersebut memiliki tiga anak yaitu Sempakwaja, Jantaka, dan Amara alias Mandiminyak. Sempakwaja yang menjadi Rajaresi di Kabataraan Galunggung memiliki seorang isteri bernama Rababu yang dikisahkan berparas cantik. Amara yang menurut Saléh Danasasmita berperilaku mirip ”Don Juan”, jatuh hati kepada kakak iparnya dan selingkuh dengannya.

Pada tahun 660 M Amara yang merupakan Prabu Anom (Raja Muda/Putra Mahkota) mengadakan pesta di kerajaan dan mengundang Sempakwaja. Karena kakaknya sedang sakit, maka ia mengutus isterinya untuk datang ke Galuh. Pada kesempatan itu, keduanya melakukan hubungan suami-isteri hingga Rababu hamil.

Baca Juga: Jajal Kuliner Akhir Pekan Tempat Wisata Pangandaran, Cobek Honje Ikan Rasanya Menggugah Selera

Sempakwaja yang mengetahui hal ini memerintah istrinya untuk menyerahkan bayi tersebut kepada ayah kandungnya jika ia telah lahir. Dikutip dari buku "Kerajaan Galuh: Legenda, Tahta, dan Wanita" karya Her Suganda, anak tersebut diberi nama Sena atau Bratasena yang kelak akan melahirkan anak bernama Rakéan Jamri alias Sanjaya.

Alun-alun Ciamis, Sabtu 31 Desember 22 malam.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan K
Alun-alun Ciamis, Sabtu 31 Desember 22 malam.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan K

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x