Permana Dikusumah memiliki anak dari isterinya, Naganingrum, bernama Manarah. Di samping itu, Sanjaya menjodohkan petapa berjuluk Ki Ajar Sukaresi itu dengan Pangrenyep yang merupakan keluarga kerjaan Sunda.
Pengrenyep dan Tamperan yang masih berusia remaja kala itu sama-sama berasal dari Kerajaan Sunda. Karena Permana Dikusumah tidak berada di keraton, keduanya dikisahkan menjalin hubungan sampai melahirkan seorang anak bernama (Rahyang/Rakéan) Banga.
Kendati berbeda ayah-ibu, Manarah dan Banga sangat akrab. Manarah menganggap Banga sebagai adik karena usia mereka terpaut enam tahun. Manarah juga digambarkan sangat dekat dengan Tamperan yang telah ia anggap sebagai ayahnya sendiri.
Namun, Tamperan yang menjalin hubungan dengan Pangrenyep merasa tidak nyaman berhubungan dengan istri orang. Ia lalu mengutus seorang untuk membunuh Permana Dikusumah di pertapaannya agar hubungan mereka sah secara hukum. Tamperan lalu membunuh pembunuh itu. Kematian Permana Dikusumah diumumkan ke Galuh sebagai pembunuhan dan Tamperan berhasil membunuh pembunuh tersebut. Siasat ini membuat nama anak Sanjaya tersebut harum.
Namun, sebagian orang-orang Galuh yang anti kepada Tamperan dan Sanjaya tahu kejadian yang sebenarnya. Mereka lalu menceritakan hal tersebut kepada Manarah dan mengajaknya melakukan kudeta. Manarah dengan bantuan Balangantrang, mantan patih Purbasora dan sejumlah sekutu, menyerang Galuh. Tamperan dan Pangrenyep ditangkap dan dipenjara. Sementara, Banga dibiarkan bebas karena Manarah iba padanya.
Diam-diam Banga membebaskan ayah ibunya. Namun, pasukan Galuh mengetahui hal itu dan terpaksa memanah pasangan suami-isteri itu hingga tewas karena melarikan diri. Manarah dan Banga lantas terpaksa berduel.