Mengenal Hari Tasyrik, Asal Usul Penamaan hingga Hal yang Dilarang untuk Dilakukan

- 30 Juni 2023, 19:08 WIB
Ilustrasi: Hewan kurban di hari tasyrik.*
Ilustrasi: Hewan kurban di hari tasyrik.* /Freepik/Wirestock/

KABAR PRIANGAN - Bacaan takbir, tahlil, dan tahmid selalu mengiringi hari raya besar umat Islam, salah satunya Hari Raya Idul Adha. Tentunya memperbanyak zikir dengan membaca bacaan takbir, tahlil, dan tahmid tersebut tidak hanya dilakukan saat Hari Raya Iduladha saja, tetapi sampai dengan hari-hari tasyrik.

Lantas apa itu hari tasyrik? Berapa lama hari tasyrik berlangsung? Dan apa saja hal yang dilarang dilakukan ketika hari tasyrik? Simak pembahasan lengkapnya berikut:

Asal Usul Hari Tasyrik

Hari tasyrik merupakan tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Adha yang terjadi pada 10 Dzulhijjah. Hal itu berarti hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Kuningan yang Cocok untuk Anak, dari Replika Pesawat Hingga Rumah di Kartun Up

Pada bulan Dzulhijjah yang identik dengan pelaksanaan kurban, penyembelihan hewan qurban tidak hanya dilaksanakan di Hari Raya Idul Adha saja, akan tetapi juga dapat dilakukan di tiga hari setelahnya atau hari tasyrik. 

Mengutip dari laman mui.or.id mengenai asal usul hari tasyrik sendiri ialah berasal dari Bahasa Arab. "Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron masdar dari 'syarraqa' yang memiliki arti 'matahari terbit atau menjemur sesuatu," tulisalnya  dikutip kabar-priangan.com Jumat, 30 Juni 2023. 

Untuk penamaannya, terdapat dua pendapat. Pendapat pertama dikatakan hari tasyrik karena sebagaimana namanya hari-hari tersebut merupakan waktu di mana orang-orang pada zaman dahulu menjemur daging untuk dikeringkan. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa penamaannya didasarkan pada waktu penyembelihan hewan kurban yang dimulai setelah matahari terbit. 

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x