KABAR PRIANGAN - Semua orang bermimpi, namun budaya yang berbeda memiliki teori yang berbeda tentang apa itu mimpi dan bagaimana mimpi itu harus ditafsirkan. Teori mimpi Tiongkok didasarkan pada teks, kepercayaan, dan tradisi kuno dan menawarkan makna mimpi yang sangat berbeda bagi para psikolog dan ahli teori Barat.
Bagaimana seharusnya kita menafsirkan mimpi? Apakah suku dan budaya mempengaruhi arti dari impian?
Apa Itu Mimpi?
Saat seseorang tidur, otaknya ikut istirahat begitu juga dengan tubuhnya, tapi tidak sepenuhnya. Beberapa korteks serebral masih aktif, dan energi saraf ini adalah manifestasi fisik dari mimpi. Dalam masyarakat suku kuno, mimpi sering dianggap sebagai instruksi dari para dewa atau gangguan dari roh jahat.
Orang Tiongkok kuno membahas mengapa orang bermimpi dari sudut pandang pengobatan tradisional Tiongkok. Traditional Chinese Medicine (TCM) berteori bahwa kekurangan atau kelebihan yin atau yang (dua jenis energi vital atau qi) dalam tubuh atau menderita penyakit tertentu menyebabkan mimpi.
Selain itu, seperti ahli teori mimpi lainnya di seluruh dunia, kepercayaan tradisional Tiongkok menyatakan bahwa jika orang berpikir terlalu banyak di siang hari atau memiliki emosi yang berlebihan, mereka juga akan bermimpi.
Kebanyakan teori mimpi modern mengatakan bahwa mimpi adalah cara pikiran memproses peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Selain itu, kondisi fisik si pemimpi juga dapat mempengaruhi mimpinya, seperti kenyamanan orang yang tidur, proses pencernaan, kimia tubuh, atau penyakit fisik.
Beberapa orang memiliki tingkat kesadaran tertentu dalam mimpi mereka dan bahkan pemikiran logis. Beberapa mimpi diingat jika si pemimpi terbangun selama siklus mimpi. Kebanyakan tidak.