Perjalanan Panjang Pir: Dari Buah Liar Hingga Favorit di Meja Makan

- 27 Juni 2024, 16:00 WIB
Buah Pir dengan kandungan air yang banyak dan menyegarkan ini melewati banyak peradaban sampai akhirnya bisa kita nikmati.
Buah Pir dengan kandungan air yang banyak dan menyegarkan ini melewati banyak peradaban sampai akhirnya bisa kita nikmati. /Pixabay/Taboadahdez/

KABAR PRIANGAN - Pir, buah dengan bentuk lonjong dan rasa manis yang menyegarkan, ternyata memiliki sejarah panjang yang telah melintasi benua dan peradaban. Perjalanan pir dari buah liar di pegunungan hingga menjadi santapan favorit di berbagai belahan dunia ini penuh dengan kisah menarik. Mari telusuri perjalanan pir sepanjang sejarah.

Buah dengan nama latin Genus Pyrus ini memiliki banyak nutrisi. Dalam sebuah pir berukuran sedang (sekitar 182 gram) terkandung serat,vitamin C,kalium, tembaga,vitamin K,vitamin B kompleks, folat, dan sejumlah kecil mineral lainnya. Kandungan nutrisi tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh. Seperti menjaga sistem pencernaan agar selalu baik dan sehat, mengontrol kesehatan jantung, menjaga berat badan, hingga mencegah potensi diabetes.

Buah dengan bentuk yang unik, dan diperkirakan ada lebih dari 30 jenis varian atau spesies ini, mengalami perjalanan yang panjang hingga sampai ke supermarket di Indonesia dan bisa kamu nikmat. Berikut ini adalah kisah buah berbentuk lonceng yang melewati banyak peradaban.

Baca Juga: Jejak Kentang dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan Hingga Menjadi Kentang Mustafa di Indonesia

Jejak Pir di Masa Lalu

Para ilmuwan memperkirakan genus Pyrus, yang mencakup berbagai jenis pir, berasal dari pegunungan Tian Shan di Tiongkok barat daya sekitar 25-65 juta tahun yang lalu, seperti yang dilansir dari laman dengan judul artikel Fresh Quarterly. A brief history of pears. Fosil pir liar tertua ditemukan di daerah tersebut, menandakan asal-usul buah ini. Namun, bukti budidaya pir yang paling awal berasal dari Tiongkok sekitar 6.000 SM (Britannica. Pear [daring]. Diakses 26 Juni 2024 dari sini).

Legenda Tiongkok kuno menyebutkan seorang diplomat bernama Feng Li yang terpesona dengan pir dan mulai membudidayakannya secara ekstensif. Ia tak hanya menanam pir, tetapi juga mengembangkan teknik cangkok untuk menghasilkan varietas baru seperti yang dilansir dari artikel berjudul  USA Pears. The History Behind Northwest Pears. Kisah ini menggambarkan betapa masyarakat Tiongkok kuno telah menghargai pir sejak lama.

Baca Juga: Anda Penyuka Strawberry? Berikut Banyak Manfaat Buah Tersebut untuk Kesehatan!

Penyebaran Pir ke Eropa

Dari Tiongkok, pir diperkirakan dibawa ke Asia Tengah dan Timur Tengah melalui jalur perdagangan kuno. Bukti tertulis mengenai keberadaan pir di Yunani Kuno dapat ditemukan dalam karya Homer, penyair legendaris, yang menyebut pir sebagai "hadiah dari para dewa" dalam epik Odysseusnya. Hal ini menunjukkan bahwa pir telah dikenal dan dihargai di kawasan tersebut sejak abad ke-8 SM.

Kekaisaran Romawi turut berperan dalam penyebaran pir ke Eropa. Para petani Romawi dikenal dengan teknik budidaya dan pencangkokan pir yang canggih. Pliny the Elder, penulis Romawi kuno, bahkan mendeskripsikan berbagai varietas pir yang dikenal pada masanya. Melalui penjelajahan dan perdagangan, pir terus menyebar ke seluruh penjuru Eropa, menjadi buah yang digemari para bangsawan dan masyarakat umum.

Pir di Dunia Islam

Peradaban Islam turut andil dalam perkembangan budidaya pir. Ibnu al-Awwam, seorang ilmuwan pertanian Andalusia abad ke-12, menulis risalah terperinci tentang cara menanam dan merawat pohon pir dalam bukunya "Kitab al-Filahah". Pengetahuan dan teknik budidaya pir dari dunia Islam ini turut disebarluaskan ke berbagai wilayah kekuasaan Islam, memperkaya khazanah pertanian dunia.

Halaman:

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah