Perjalanan Panjang Pir: Dari Buah Liar Hingga Favorit di Meja Makan

- 27 Juni 2024, 16:00 WIB
Buah Pir dengan kandungan air yang banyak dan menyegarkan ini melewati banyak peradaban sampai akhirnya bisa kita nikmati.
Buah Pir dengan kandungan air yang banyak dan menyegarkan ini melewati banyak peradaban sampai akhirnya bisa kita nikmati. /Pixabay/Taboadahdez/

Baca Juga: Anak Demam Usai Imunisasi? Ini Tips Dokter Spesialis Anak: Hindari Berikan Penurun Panas

Kedatangan Pir di Dunia Baru

Para penjelajah Eropa membawa pir ke Dunia Baru pada abad ke-16.  Para pemukim awal di Amerika Serikat menanam pohon pir yang mereka bawa dari Eropa. Namun, iklim di sebagian besar wilayah Amerika Serikat ternyata kurang cocok untuk budidaya pir Eropa. Butuh waktu hingga abad ke-19 ketika varietas pir yang lebih tahan banting terhadap iklim Amerika Serikat ditemukan dan dikembangkan di wilayah Barat Laut Pasifik.

Pir di Indonesia

Meskipun belum ada bukti pasti kapan pir pertama kali masuk ke Indonesia, diperkirakan kedatangannya bersamaan dengan kedatangan bangsa Eropa.  Kemungkinan besar para pedagang Portugis atau Belanda yang membawa pohon pir ke Nusantara.  Namun, iklim tropis Indonesia yang cenderung lembab dan hangat kurang ideal untuk budidaya pir. Akibatnya, pir tidak menjadi buah yang umum dibudidayakan di Indonesia.

Warisan Pir: Buah Lezat Sepanjang Masa

Perjalanan panjang pir dari buah liar di pegunungan hingga santapan di meja makan kita saat ini merupakan bukti kekaguman manusia terhadap rasa dan manfaatnya. Dari Tiongkok kuno hingga peradaban Romawi dan Islam, pir telah melewati berbagai tangan yang merawat dan mengembangkannya. Meskipun Indonesia bukan negara penghasil pir utama, kita tetap dapat menikmati buah ini yang diimpor dari berbagai negara.

Baca Juga: Kata Sains Buah Ini Banyak Manfaat jika Dikonsumsi Setiap Hari Agar Umur Panjang, Apa Saja? Simak di Sini

Dengan kandungan nutrisi yang tinggi dan citarasa yang lezat, pir menawarkan pengalaman kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyehatkan tubuh.  Pir akan terus menjadi buah favorit dan warisan berharga dari perjalanan sejarah yang panjang.***

Halaman:

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah