Jejak Kentang dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan Hingga Menjadi Kentang Mustafa di Indonesia

- 23 Juni 2024, 13:00 WIB
Kentang mustofa punya perjalanan yang Panjang, dari saksi bisu kolonialisme menjadi makanan nusantara kesukaan presiden RI pertama.
Kentang mustofa punya perjalanan yang Panjang, dari saksi bisu kolonialisme menjadi makanan nusantara kesukaan presiden RI pertama. /YouTube/willgozKitchen/

KABAR PRIANGAN - Kisah kentang diawali di Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Para arkeolog menemukan bukti budidaya kentang tertua di wilayah ini, diperkirakan sekitar 8.000 hingga 10.000 tahun yang lalu. Bagi masyarakat Inca, kentang merupakan makanan pokok yang dibudidayakan dalam berbagai varietas. Mereka bahkan mengembangkan teknik penyimpanan kentang yang unik, yaitu dengan membekukannya menjadi "chuño."  Kentang beku ini tahan lama dan dapat dikonsumsi di musim dingin ketika panen tidak memungkinkan.

Perjumpaan bangsa Eropa dengan kentang terjadi pada abad ke-16, ketika penjelajah Spanyol tiba di wilayah Andes. Para penjelajah ini membawa kentang kembali ke Eropa dan memperkenalkannya sebagai tanaman pangan baru. Awalnya, kentang menghadapi penolakan karena dianggap beracun. Namun, seiring berjalannya waktu dan bukti manfaatnya sebagai sumber karbohidrat yang mengenyangkan, kentang mulai diterima dan dibudidayakan di berbagai wilayah Eropa.

Peristiwa ini bisa kita jumpai dalam potongan adegan film "Elizabeth: The Golden Age" yang diproduksi pada tahun 2007. Menceritakan relasi politik, masyarakat, dan negara. Ketika para penjelajah tiba dari daratan Amerika, dan membawa satu peti kentang, yang kemudian dicicipi langsung oleh Ratu Elizabeth I, yang diperankan oleh aktris kenamaan Holywood Cate Blanchett.

Baca Juga: Anda Penyuka Strawberry? Berikut Banyak Manfaat Buah Tersebut untuk Kesehatan!

Kentang Menyeberangi Lautan Menuju Nusantara

Kedatangan kentang di Nusantara diperkirakan terjadi pada abad ke-18.  Ada beberapa teori mengenai jalur masuknya kentang ke Indonesia.  Teori yang paling kuat menyebutkan bahwa kentang dibawa oleh bangsa Belanda melalui jalur perdagangan rempah-rempah. 

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), kongsi dagang Belanda yang berkuasa di Nusantara pada saat itu,  diperkirakan berperan dalam mengenalkan kentang kepada masyarakat.  Wilayah pertama yang diperkirakan menjadi tempat pendaratan kentang adalah Pulau Jawa, khususnya di daerah pegunungan yang memiliki iklim sejuk dan cocok untuk pertumbuhan kentang.

Adaptasi Kentang di Nusantara

Kentang yang dibawa oleh Belanda pada awalnya dibudidayakan untuk para pemukim Eropa.  Namun, lambat laun, masyarakat pribumi mulai mengenal dan mencoba membudidayakan kentang.  Kentang mudah beradaptasi dengan iklim pegunungan di Indonesia, khususnya di daerah seperti Bandung, Dieng, dan Cipanas.  Para petani lokal mengembangkan teknik penanaman dan pemanenan kentang yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

Baca Juga: Anak Demam Usai Imunisasi? Ini Tips Dokter Spesialis Anak: Hindari Berikan Penurun Panas

Berdasarkan catatan, kentang pertamakali dibudidayakan pada tahun 1794, di daerah Cimahi. Sejak saat itu, kentang mulai banyak dijumpai di daerah Priangan. Meski saat itu dianggap sebagai sayuran mewah, meski sebenarnya tanaman dengan nama latin Solanum tuberosum adalah sejenis umbi-umbian, seiring waktu bertransformasi menjadi olahan masakan nusantara.

Kentang: Dari Makanan Kolonial Menjadi Hidangan Masyarakat

Pada masa awal, kentang dianggap sebagai makanan "orang Belanda" dan belum menjadi bagian dari menu sehari-hari masyarakat pribumi.  Namun, seiring berjalannya waktu, kentang mulai diterima dan diadaptasikan dengan cita rasa lokal.  Masyarakat Indonesia mulai mengolah kentang dengan berbagai bumbu dan rempah khas Nusantara, menciptakan berbagai hidangan baru seperti perkedel kentang, sayur lodeh kentang, dan krengsengan kentang serta menu lainnya.

Halaman:

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah