Meski tenun di kalangan pengrajin Garut sempat mati suri, dampak dari peralihan para penenun membuat kain tenun putihan.
Seiring dengan perkembangan waktu yang terus bergulir menuju modernisasi, tenun ikat khas Garut kembali mulai dicari. Apalagi para desainer Indonesia banyak mencari bahan kain tradisional sebagai bahan baku rancangannya.
Baca Juga: Rizky Billar Pamer Mobil Mewah, Siapa Sangka Modal Awalnya ke Jakarta Hanya Rp1,7 Juta
Dari situ para pengrajin kembali bangun dari tidur panjangnya. Pengrajin tenun Garut membuat inovasi dan menciptakan produk cantik dengan motif-motif tenun yang bervariasi.
Bahkan Garut mulai merambah dengan produksi sendiri bahan baku tenun ikat yakni benang sutera. Akibat mahalnya bahan baku benang sutera dan harus di ekspor dari negara Cina.
Garut jadi salah satu daerah penghasil sutera di Indonesia.
Lima belas tahun yang lalu mayoritas warga Kampung Panawuan, Desa Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, adalah petani.
Kawasan itu menjadi salah satu sentra pengrajin tenun di Kabupaten Garut. Bahkan pendapatan masyarakat dari tenun cukup bagus, padahal tadinya tenun sebagai usaha sampingan dari bertani masyarakat Panawuan.
Kini hampir 80 persen warga yang masuk wilayah Desa Sukajaya, menjadi pengrajin tenun.***