KABAR PRIANGAN - Berita hilangnya artis Marshanda di Los Angeles Amerika Serikat sejak Minggu, 26 Juni 2022 tengah menjadi perbincangan warganet.
Kabar hilangnya Marshanda dalam keadaan manic episode disampaikan oleh temannya Sheila Salsabila lewat akun Instagram @sheilasalss
Dalam akun instagramnya, Sheila Salsabila juga menguggah video terakhir dirinya bersama Marshanda yang dikabarkan hilang di Los Angeles, Amerika Serikat.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, Dubes RI: WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan
“Warga Indonesia hilang di Los Angeles, California, US. Dia dalam keadaan Manic Episode (Psikosis: keadaan pikiran yang berubah-ubah - gangguan bipolar)” tulis Sheila, Senin, 27 Juni 2022.
“Dicari day 2. Lost an Indonesia Citizen for the first time in Los Angeles, California, US,” ucap sahabat Marshanda.
“She is a Manic Episode (Psychosis: Altered state of mind - Bipolar disorder),” ucapnya.
Sheila juga mengunggah video terakhir bersama Marshanda. Dalam video tersebut Marshanda mengatakan kata-kata terakhir saat bertemu.
“Ini video terakhir kita kemarin ada yang ngerti caca ngomong apa? ‘Time is dying?’ @marshanda99,” tuturnya.
Dikutip dari situs klikdokter.com, Gejala manik atau mania adalah kondisi psikologis yang dapat membuat seseorang mengalami euforia di luar batas.
Episode manik adalah gejala umum dari gangguan bipolar. Gejala ini bisa membahayakan jika tidak ditangani dengan tepat.
Orang dengan gejala mania dapat kehilangan kontrol akan diri mereka sendiri. Mereka bisa tidak tidur semalaman, atau bisa juga terlibat dalam perilaku berisiko yang membahayakan diri mereka sendiri.
Beberapa gejala manik yang umum dapat mudah diamati, salah satu gejalanya mengalami halusinasi pendengaran atau visual, kemudian menunjukan paranoid atau perilaku delusi (mempercayai sesuatu yang tidak nyata).
Baca Juga: Seorang Pelajar SMK di Garut Hilang Saat Kemping di Pantai Cijeruk
Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, gejala manik bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon di otak.
Jadi, muncul rasa senang berlebih (euphoria), pikiran yang tidak bisa fokus, impulsif, mood yang intens, dan energi yang berlebih.
“Biasanya ini terjadi secara tiba-tiba pada penderita bipolar. Mereka yang mengalami ini juga biasanya hormon adrenalinnya meningkat, sehingga impulsif dan nekat untuk melakukan sesuatu yang berbahaya atau ekstrem,” ucap Psikolog Ikhsan.
Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, Dubes RI: WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan
Dijelaskan oleh Psikolog Ikhsan, jika Anda atau orang terdekat memiliki gejala manik, hal yang perlu dilakukan adalah mencari pertolongan dari profesional seperti psikolog atau psikiater.
Nantinya, terapis akan melihat gejala dan memberikan saran untuk mengatasi gejala manik yang terjadi.
“Paling utama adalah minum obat dengan yang direkomendasikan oleh psikiater. Selain itu, sebisa mungkin kenali perilaku dan ciri ketika sedang manik, misalnya jadi banyak berbicara, tidak bisa diam, atau lainnya,” ucap Ikhsan.
Ia juga menambahkan, ketika sudah mengenali tanda-tanda manik yang terjadi, kita akan lebih mudah menyalurkannya ke hal yang lebih aman atau tidak merusak diri.
Kemudian, gaya hidup sehat juga penting diterapkan untuk mencegah terjadinya gejala manik, misalnya, makan-makanan yang sehat, lakukan olahraga rutin, dan melakukan hobi yang positif.
Hal ini tujuannya agar Anda dapat menyalurkan energi ke hal yang lebih baik.
Selain itu, temukan support system juga dapat membantu. Memiliki orang yang selalu mendukung apapun kondisi Anda, dapat membuat Anda merasa tidak sendiri dalam mengatasi gejala manik yang dialami.***