Emma dan rekan-rekannya juga merasa sangat kehilangan atas berpulangnya Nining. Kedekatan yang selalu terjalin meskipun setelah Nike meninggal, membuat hubungan para penggemar Nike dengan Nining sudah seperti keluarga. Selain sering bertemu misalnya saat ada acara-acara seperti ziarah ke makam Nike, pertemuan juga terjadi saat kunjungan biasa.
"Sangat kehilangan karena selama ini Mamih sudah seperti orangtua sendiri. Tak hanya saya, rekan-rekan yang lain juga demikian. Mamih juga sudah menganggap kami seperti anaknya," ucap Emma yang juga mantan Ketua Umum NAFC Pusat itu.
Baca Juga: Gempa Hari Ini dengan Magnitudo 4,0 di Bandung yang Diikuti Gempabumi Susulan, Berdampak Kerusakan
Nining juga ramah kepada media. Dalam sejumlah wawancara di kediamannya di Ciamis beberapa waktu lalu, meski saat itu sudah sepuh Almarhum merupakan sosok yang ramah dan bersedia meluangkan waktu untuk diwawancara. Ia juga senang menceritakan pengalamannya selama mendampingi Nike.
Emma berharap doa dari semuanya untuk Almarhumah, termasuk untuk Nike Ardilla dan ayahanda Nike, Edi Kusnadi. "Kami berharap doa untuk Beliau, doa dari para anggota NAFC atau penggemar Nike Ardilla di mana saja, dan dari semuanya. Mudah-mudahan Almarhumah diterima iman Islamnya, diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujar Emma.
Ia pun menyebutkan meski ibunda dari Nike sudah tiada, acara-acara serta kunjungan NAFC ke Museum Nike Ardilla di Bandung dan Makam Nike di Ciamis akan terus berlangsung. Nike sendiri merupakan anak ketiga atau bungsu, setelah Deden yang kini berdomisili di Ciamis dan Alan Yudi bertempat tinggal di Bandung.
Rencananya, pada Maret 2023 NAFC akan menggelar tour ziarah ke Bandung dan Ciamis. Selain ziarah 28 tahun meninggalnya Nike Ardilla, juga berdoa untuk keluarga Nike.*