Dampak PPKM Darurat, Pedagang di Kawasan Wisata Buricak Burinong Beralih Profesi Jadi Buruh Kasar

- 24 Juli 2021, 07:33 WIB
Petugas menutup akses masuk ke kawasan wisata Buricak Burinong di Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja, Sumedang sejak diterapkannya PPKM Darurat. Akibatnya, pedagang di sentra kuliner Buricak Burinong beralih menjadi burih kasar.*
Petugas menutup akses masuk ke kawasan wisata Buricak Burinong di Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja, Sumedang sejak diterapkannya PPKM Darurat. Akibatnya, pedagang di sentra kuliner Buricak Burinong beralih menjadi burih kasar.* /kabar-priangan.com/Nanang S/

 

KABAR PRIANGAN - Para pedagang di sentra kuliner kawasan wisata Buricak Burinong, Pakualam, Kecamatan Darmaraja Sumedang berharap ada bantuan dari pemerintah.

Karena selama diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, para pedagang disiplin menutup warungnya. Akibatna, selama 3 pekan para pedagang tidak mendapatkan penghasilan.

"Sampai diberlakukan PPKM level 4 pun, para pedagang belum bisa berjualan. Jadi ya pasti tidak memiliki pemasukan," ujar Kades Pakualam, Sopian Iskandar kepada kabar-priangan.com, Jumat, 23 Juli 2021.

Baca Juga: Sandiaga Minta Hotel di Garut Kibarkan Bendera Merah Putih Sebagai Simbol Optimisme

Sopian menyebutkan, para pedagang sangat menaati peraturan PPKM Darurat. Meski harus kehilangan pendapatan, sebagian dari pedagang, sambung Sopian, beralih menjadi buruh kasar, buruh tani dan mencari kerjaan lainnya.

"Pedagang yang mempunyai keahlian lain ada yang beralih dulu pekerjaan. Yang penting bisa mendapatkan penghasilan. Meski pekerjaan lain tidak menghasilkan pendapatan yang maksimal," katanya.

Ia mengakui, sejumlah pos bantuan untuk PPKM memang sudah dialokasikan, diantaranya untuk para pedagang kuliner dan pedagang lainnya yang terdampak penerapan PPKM Darurat.

Baca Juga: Gelombang Protes PPKM Darurat Berlanjut, Kini Giliran Buruh di Kota Banjar Datangi Kantor Wali Kota

Namun tidak semua pedagang bisa terakomodasi. "Jadi memang butuh bantuan bagi pedagang lainnya yang belum mendapatkan," imbuhnya.

Sopian mengakui,meski PPKM Darurat berdampak pada penghidupan para pedagang dan masyarakat lainnya, tapi pihaknya harus patuh pada aturan. Salah satunya menutup pintu bagi pengunjung ke kawasan wisata Buricak Burinong.

"Ditutupnya kawasan wisata, otomatis tidak ada orang yang datang ke wilayah kami. Sehingga tidak ada transaksi ekonomi. Selama ini pendapatan warga terdongkrak jika banyak pengunjung ke kawasan Buricak Burinong," ujar Sopian.

Baca Juga: Kasus Kematian Akibat Covid di Jawa Barat Menurun. Ridwan Kamil: Semoga Pesan Kesedihan di Hape Berkurang

Salah seorang pedagang, Mimi, mengakui harus menutup tempat jualannya karena mengikuti aturan PPKM Darurat. Dirinya memilih untuk melakukan aktivitas pertanian dalam saat tidak berdagang.

Para pedagang, kata dia,mengaku kehilangan pendapatan hingga jutaan rupiah saat diberlakukan PPKM darurat.

"Sempat ada yang pesan nasi liwet melalui telpon, tapi kami tidak bisa melayani di tempat. Pesanan liwet akhirnya kami antar ke tujuan pemesan. Ya karena kami takut kena sanksi," ucapnya.

Baca Juga: Wow! Budidaya Ikan Nila Black Prima Menguntungkan, Raup Rp 10 Juta Sekali Panen

Ia dan puluhan pedagang lainnya berharap ada bantuan untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga agar kesulitan warga bisa teratasi.***

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x