Ia mengatakan, kini sudah ada beberapa desa wisata yang masuk, salah satunya dari Gunung Kidul (yakni) Desa Wisata Nglanggeran, (Yogyakarta). Maka tidak menutup kemungkinan Desa Wisata Taraju juga bisa masuk.
Dia menilai, potensi alam, budaya, serta kearifan lokal yang terdapat di Desa Wisata Taraju memiliki daya tarik yang sangat luar biasa. Dari kondisi alamnya, kata dia, kawasan Taraju memiliki lanskap hamparan perkebunan teh yang hijau, dilengkapi dengan wisata river tubing, perkemahan, dan lainnya.
“Juga terdapat daya tarik lainnya yang memiliki nilai jual tinggi, seperti petik daun teh dan pengolahan teh dan kopi, kesenian kuda lumping, kesenian kecapi suling, juga qosidah,” katanya.
“Paket-paketnya luar biasa dan storytelling-nya juga kami dapat tadi. Pemetik teh juga ada, sehingga membuat saya sangat terkesan," ujarnya.
Maka kata dia, hal ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Taraju ini memiliki keberlanjutan (lingkungan). Bahkan juga ada follower dari media sosialnya yang sangat mumpuni, dan menurut dia bisa ditingkatkan lagi.
Disini juga, Sandiaga Uno melihat sampah menjadi berkah. Dimana merupakan wisata kreatif dari limbah industri. Di Desa Wisata Taraju ini wisatawan bisa melihat langsung pengolahan limbah rumah tangga yang diproses menjadi barang-barang kreatif, menarik, serta ramah lingkungan, seperti tas dan tikar,” katanya.
Sandiaga Uno bahkan menyinggung beberapa nama perusahaan yang akan menjadi Mitra Kolaborasi bagi Desa Wisata Taraju yang terletak di Kecamatan Taraju, Kabuapten Tasikmalaya tersebut. Sebab dengan adanya Mitra Kolaborasi, akan bisa tarik sampai 5-10 tahun ke depan dan betul-betul menjadi desa wisata yang maju.
Seperti diketahui, Desa Taraju dinobatkan sebagai salah satu dari 75 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). (Aris Mohamad Fitrian)***