Memaknai Hari Kebangkitan Nasional dengan Berkarya

20 Mei 2021, 12:12 WIB
Eti Nurhayati,S.S.,M.Pd, Guru SMPN 1 Sariwangi, Tasikmalaya /Dok SMPN 1 Sariwangi TSM/



KABAR PRIANGAN - Sudah menjadi agenda tahunan bahwa setiap tanggal 20 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Peringatan ini berawal dari penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1948, di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Menurut sejarah, hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi oleh bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. Tepat pada tanggal 20 Mei 1908 di Yogyakarta berdiri organisasi yang bernama Budi Utomo.

Setelah puluhan tahun berlalu, Presiden menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini memperkuat penetapan sebelumnya yaitu penetapan pada tahun 1948.

Baca Juga: PTM Lanjutan Dimulai 24 Mei 2021, Kadisdik Garut Minta Dukungan Semua Pihak

Adapun tujuan dari penetapan keputusan presiden tersebut untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, untuk memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional, serta mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan nasional.

Seyogyanya hari yang bersejarah ini tidak hanya diperingati dengan upacara dan kegiatan seremonial saja, tetapi lebih dimaknai dengan semangat dalam berkarya. Tentunya, berkarya sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.

Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, kita tetap harus bangkit. Bangkit dalam konteks ini bisa dimaknai sebagai bangkit dari keterpurukan. Menjalani adaptasi kebiasaan baru dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang berlaku.

Selama pandemi ini, kita telah terbiasa menjalankan sebagian besar aktivitas kita secara virtual atau secara online.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Dibuka 31 Mei, Simak Jadwal dan Formasinya

Semua tentunya sepakat bahwa cara tersebut merupakan satu-satunya alternatif yang aman ditempuh dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

Digitalisasi merambah ke berbagai bidang, tak terkecuali pendidikan. Berbagai alternatif pembelajaran pun muncul dengan menggunakan android. Mau tidak mau, kita digiring untuk mampu menggunakan berbagai aplikasi.

Maka dalam dua tahun terakhir ini digunakan google classroom, google form, padlet, mentimeter, jamboard, whatsapp, facebook, instagram, telegram, zoom, google meet dan sebagainya.

Banyak manfaat yang bisa kita petik dari pembelajaran online. Namun tak disangkal, kekurangannya pun banyak.

Baca Juga: Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Kabupaten Tasikmalaya Sudah 80 Persen

Kita tidak bisa mengabaikan dampak negatif dari pendidikan online. Kedekatan anak didik dengan android, bila tidak terkontrol bisa membahayakan mereka.

Berbagai tayangan dan tontonan yang tidak layak mereka konsumsi secara mudah mereka buka di gawai mereka.

Maka dalam hal ini perlu kerjasama dengan orang tua siswa, agar mereka mendampingi putra putrinya belajar.

Sesuai dengan situasi sekarang ini, tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini berkaitan dengan kebangkitan digital / digitalisasi di berbagai bidang kehidupan.

Hal ini juga sudah menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Mengingat revolusi Industri 4.0 dan menyongsong Indonesia Emas 2045.

Siapapun kita, apapun posisi dan jabatan kita , mari kita memaknai hari kebangkitan nasional 2021 ini dengan bangkit dan bergerak bersama menuju Indonesia maju dengan menampilkan karya terbaik masing-masing. Wallahu'alam bisshawab.***

 Oleh: Eti Nurhayati,S.S.,M.Pd (Guru SMPN 1 Sariwangi, Tasikmalaya)

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler