Siswa SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya Siap Jadi Petani Milenial

10 April 2022, 19:04 WIB
Siswa siswa SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya sedang mengolah lahan pertanian sebagai salah satu praktik lapangan.* /DOK SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin/

KABAR PRIANGAN - Sejumlah siswa SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin jurusan Pertanian terlihat sedang mengolah tanah di lahan pertanian dekat kampus mereka di di Sukahurip Desa Simpang Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya.

Selain mengolah tanah, mereka pun terlihat sibuk memasang mulsa serta memberikan pupuk pra penanaman, pada lahan yang telah mereka olah.

Tak jauh dari mereka, terlihat guru sedang memberikan pengarahan. Jika ada yang kurang mengerti, maka sang guru langsung memberikan penjelasan.

Baca Juga: Harga Cuka Biang Naik, Perajin Nata De Coco di Kota Tasikmalaya Kelimpungan

Para siswa SMK Ma’arif NU Zaenal Muittaqin ini sedang melakukan praktik lapangan untuk pelajaran budi daya tanaman.

“Kami sedang praktik mata pelajaran budi daya tanaman sayur,” kata Hendrik, salah seorang siswa Kelas XII.

Salah seorang guru yang pendamping praktek, Fikri, SP menjelaskan, praktik pertanian ini diberikan kepada siswa agar pengetahuan mereka tentang dunia pertanian benar-benar komplit.

Baca Juga: Pemudik Lebaran Diprediksi Melonjak, Dinkes Sumedang Siapkan Ini

“Apabila mereka tidak praktik di lapangan, ilmu yang didapatkan masih mengambang. Otomatis sesuai kurikulum SMK, praktik lapangan harus,” katanya.

Siswa-siswi, jelas Fikri, selain mendapatkan ilmu teori di kelas, mereka harus mendapatkan pengalaman praktik di lapangan. Nyaris 60 %-70 % aktivitas siswa tersita di lahan.

Ia menambahkan, jika siswa-siswi tidak mempraktikan ilmunya di lahan, bisa dipastikan mereka tergolong siswa abal-abalan alias kaleng-kaleng. Dengan kata lain, siswa itu belum siap pakai.

Baca Juga: Ini 7 Titik Ruas Jalan di Garut yang Diperbaiki Dinas PUPR Menjelang Lebaran

"Siswa SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin yang tidak mendapat gemblengan di lahan akan sulit beradaptasi dengan dunia kerja dan usaha. Kalau pun bisa, mereka harus banyak belajar lagi karena proses saat di bangku pendidikan tidak matang," ucap Fikri.

Desi, SP,  guru pendamping lainya mengatakan, sebagai awal proses budi daya, guru-guru SMK mengajak siswa-siswi langsung praktik, mulai dari pengolahan tanah, persemaian bibit, pemeliharaan tanaman sampai panen.

"Sebelum bibit ditanam, siswa-siswi mengolah tanah terlebih duhulu. Ini dimaksudkan agar tanah sesuai dengan kondisi tanaman yang bakal ditanami," jelas Desi.

Baca Juga: SMK Nesas Jadi Sekolah BLUD Pertama di Sumedang, Ini Daftar Produksi Unggulannya

Tahun lalu, siswanya menanam sayuran kacang panjang, kangkung, buncis, dan timun. Hasil panennya lumayan bagus.

Mudah mudahan kami di SMK Ma'arif NU Zaenal Muttaqin ini bisa menyerap juga teknologi pertanian. “Sehingga lulusannya nanti betul betul jadi petani yg mumpuni atau sukses,” ujar Fikri, SP.***(Taufan Fauzi Noor, S.Pd)

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler