KABAR PRIANGAN - Taman Kanak-kanak Bumi Nusantara Montessori (TK BNM) di Jalan Suplir Blok I 6 Nomor 3 Bumi Serpong Damai (BSD), Lengkong Gudang Timur, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, memiliki cara unik dalam melepas anak didiknya yaitu melalui puisi. Tentu saja hal ini masih sangat jarang dilakukan oleh TK-TK atau sekolah-sekolah anak usia dini pada umumnya.
“Acara hari ini, tidak akan banyak sambutan karena hari ini kita akan fun bersama, apakah anak-anak sudah siap menari bersama?” ucap Pritta Tyas, Co-Founder sekaligus Kepala TK BNM.
Kalimat tersebut menjadi pembuka dimulainya acara Pergelaran Bumi Nusantara. Pergelaran dilaksanakan Sabtu 27 Mei 2023 pukul 09.00-11.00 WIB, bertempat di Green Office Park 9, BSD. Acara dihadiri oleh orangtua dan siswa TK BNM.
Konsep acaranya sendiri seperti drama musikal, dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh perwakilan orang tua murid, berkolaborasi bersama anak-anak BNM. Lalu, ada dialog drama disela-sela penampilan tarian anak-anak.
Cerita yang diusung dalam pergelaran ini, keresahan seorang anak yang akan melakukan pengembaraan ke tanah seberang, analogi yang digunakan untuk melepas anak didik yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Namun, keresahan tersebut sirna, ketika anak mendengar cerita tentang sejarah nenek moyang Indonesia yang ditampilkan dalam berbagai macam bentuk tarian daerah dengan menggunakan pakaian adat.
Anak-anak terlihat menari bersama, tentu dengan gaya kocak dan lucu anak-anak usia dini. Hal yang biasa ketika melihat ada anak-anak yang lewat berlari ke atas panggung, disela-sela transisi penampilan. Namun, tenang saja, para guru dan Tim BNM sigap mendampingi anak-anak selama pertunjukkan.
Acara yang dinanti pun tiba, upacara pelepasan peserta didik sekolah Bumi Nusantara Montessori, alih-alih menggunakan sambutan panjang lebar, penonton disuguhkan puisi oleh Kepala TK BNM, Pritta Tyas serta salah seorang ibu guru BNM, Maudy Larasati. Puisi tersebut, mengingatkan kita sebagai orang tua bahwa setiap anak itu unik, memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tugas orang tua dan guru menjadi fasilitator dalam mengembangkan minat dan bakat sang anak.
Puisi ditutup dengan seremonial, memasangkan rompi kepada anak sebagai analogi hal-hal baik dalam diri anak, yang akan melindungi anak dalam proses pengembaraan selanjutnya. Serta sebuah crown sebagai analogi ide kreatif dalam diri anak. Hal yang unik dan menarik, proses melepaskan anak didik ke tahap pendidikan selanjutnya, dilakukan dengan cara yang lebih fun tanpa menghilangkan makna.*