PKM RSH UPI Bandung Teliti Keunikan Masyarakat Adat Cireundeu Cimahi Makanan Pokok Rasi: Teu Nyangu Asal Dahar

- 12 September 2023, 14:09 WIB
Tim PKM RSH UPI Bandung melakukan penelitian tentang masyarakat adat Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, dalam mempertahankan nilai ketahanan pangan.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI
Tim PKM RSH UPI Bandung melakukan penelitian tentang masyarakat adat Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, dalam mempertahankan nilai ketahanan pangan.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI /

KABAR PRIANGAN - Sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) melakukan penelitian tentang masyarakat adat Cireundeu dalam mempertahankan nilai ketahanan pangan. Kampung Adat Cireundeu berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Terdiri dari 50 kepala keluarga atau 800 jiwa, sebagian besar warga di daerah ini mempunyai mata pencaharian bertani ketela.

Adapun tim PKM RSH UPI yang melakukan penelitian di Cireundeu tersebut berada di bawah bimbingan Dr Wina Nurahayati Praja, MPd. Tim peneliti terdiri dari lima mahasiswa yaitu Abijar As’adillah Sudrajat (Ilmu Komunikasi 2021) sebagai ketua, dengan anggota Wilda Riva Fadhillah (Ilmu Komunikasi 2021), Sansa Bunga Agista (Pendidikan Sosiologi 2020), Willy Putra (Ilmu Komunikasi 2022), dan Putri Ayu Salamah (Manajemen Pemasaran Pariwisata 2022). 

Menurut Wina, penelitian dengan judul “Teu Nyangu Asal Dahar: Etnografi Komunikasi Masyarakat Adat Cireundeu dalam Menjaga Ketahanan Pangan dan Pengembangan Ecotourism” menjadi salah satu judul yang telah didanai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Penelitian ini berangkat dari keunikan dimana pada umumnya makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi yang berasal dari beras, sedangkan masyarakat adat Cireundeu memiliki makanan pokok yang dikenal dengan nama “Rasi” atau beras singkong.

Baca Juga: Begini Kronologi Terbentuknya Pasangan 'Amin' Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Seperti Perjodohan

"Sehingga berdasar keunikan tersebut terlihat bahwa masyarakat adat Cireundeu sejak zaman dahulu sudah berpikir secara kreatif dan cerdas dalam melihat fenomena dan kemungkinan terjadinya krisis pangan di kemudian hari," tutur Wina kepada kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan, Senin 11 September 2023.

Konsep Ketahanan Pangan di Cireundeu

Adapun tujuan dalam penelitian ini, lanjut Wina, untuk mengetahui bagaimana konsep ketahanan pangan masyarakat adat Cireundeu dipahami dan diimplementasikan. "Serta bagaimana konsep ketahanan pangan dikomunikasikan kepada generasi muda masyarakat adat Cireundeu agar tetap lestari dan menjadi daya tarik ecotourism," ujarnya.

Dosen pembimbing penelitian Tim PKM RSH UPI Bandung Dr Wina Nurahayati Praja, MPd.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI
Dosen pembimbing penelitian Tim PKM RSH UPI Bandung Dr Wina Nurahayati Praja, MPd.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI

Abijar sebagai ketua tim mengungkapkan, masyarakat adat Cireundeu yang masih berpegang teguh dengan tradisinya yaitu mengonsumsi rasi (beras singkong), tentunya memiliki konsep ketahanan pangan yang dapat dijadikan sebagai best practice bagi masyarakat umum. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) dan menjadi sebuah fokus perhatian di Indonesia.

Baca Juga: Bocoran Formasi Penerimaan CPNS 2023 di Sejumlah Instansi, Kejaksaan 7.846 Orang, Kemenag 4.125 tenaga

Menurutnya, dalam melanggengkan tradisi yang dimiliki oleh sebuah komunitas adat, transmisi tradisi terjadi melalui komunikasi. "Komunikasilah yang membuat budaya menjadi proses yang berkelanjutan karena tradisi budaya, prinsip, nilai, sikap, dan sejenisnya dikomunikasikan kepada setiap anggota budaya dari generasi ke generasi," kata Abijar.

Saling Peduli Menjaga Tradisi

Hasil penelitian yang dilakukan Abijar dan kawan-kawan menunjukkan kuatnya konsep ketahanan pangan yang diimplementasikan oleh masyakat adat Cireundeu. Hal itu diantaranya keberlanjutan ekologis. Selain itu sistem pengetahuan lokal terkait pangan yang mengacu pada pengetahuan masyarakat adat Cireundeu terhadap aspek-aspek pangan, termasuk teknik bercocok tanam tradisional, pemahaman mendalam tentang musim pertanian, serta pengolahan hasil pertanian. Hal lainnya kemandirian pangan lokal, dan yang terakhir yaitu saling peduli dan menjaga tradisi.

Hasil penelitian yang kedua terkait bagaimana konsep ketahanan pangan dikomunikasikan kepada generasi muda masyarakat adat Cireundeu agar tetap lestari dan menjadi daya tarik ecotourism. "Diantaranya komunikasi keluarga yang berorientasi pada konformitas, pesan moral melalui cerita rakyat dan warisan budaya, komunikasi ritual, upacara adat dan tradisi, serta pemanfaatan media sosial untuk efektivitas komunikasi," ucap Abijar.

Tim PKM RSH UPI Bandung bersama pimpinan masyarakat adat Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI
Tim PKM RSH UPI Bandung bersama pimpinan masyarakat adat Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.*/kabar-priangan.com/Dok. PKM RSH UPI

Abijar berharap riset ini dapat berkontribusi bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia, terkait konsep ketahanan pangan yang dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat adat Cireundeu untuk mewujudkan tujuan kedua SDGs yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, serta mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. "Selain itu, riset ini dapat menambah khazanah keilmuan terkait sistem komunikasi yang dimiliki masyarakat adat Cireundeu dalam menjaga ketahanan pangannya agar tetap lestari dan
menjadi daya tarik ecotourism," tuturnya.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x