KABAR PRIANGAN - Walau dimasa pandemi Covid-19, industri pesyen tetap memiliki market yang menjanjikan. Industri pesyen datang silih berganti tiada henti seiring perkembangan selera pasar.
Selera pasar pesyen yang cepat berubah saat ini memunculkan peluang untuk industri perusahaan konveksi untuk bisa terus berkembang, termasuk industri pendukung konveksi seperti salahsatunya adalah usaha bordir komputer.
"Masyarakat pada umumnya kini mulai sadar akan mode dan berusaha selalu berpenampilan menarik. Sehingga momentum tersebut bisa diambil sebagai peluang usaha karena pengusaha yang kreatiflah yang mampu bertahan di tengah pandemi seperti saat ini," Dede Mustopa Kamal Pemilik DMK Bordier yang berada di Kampung Cijerah, Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Untuk mengambil peluang tersebut, berbagai cara pun dilakukan oleh para pengusaha bordir, termasuk penggunaan teknologi digital sehingga walau dimasa pandemi Covid-19 membuat sektor industri pesyen tetap bertahan.
Baca Juga: Masa Kadaluwarsa Vaksin Sinovac Cukup Pendek, Dinkes : Pelaksanaan Vaksinasi Harus Stimulan
Sejak pandemi terjadi, Dede memfokuskan usahanya dengan memanfaatkan digital.
Terutama dalam hal penjualan dimana semua hasil produksinya dipasarkan secara online alias dalam jaringan (daring), sehingga mereka pun menerima orderan via online.
"Saya melakukan penjualannya 100 persen melalui online.
Termasuk agar produknya bisa diterima pasar, saya selalu berinovasi dalam membuat produk disesuaikan dengan trend pasar saat ini,"katanya.
Selain hal tadi, sebagai pemikat, Ia juga menawarkan diskon khusus untuk pembelian via online. Pembayaranpun bisa dilakukan dengan sistem COD. Hingga berbagai promo lainnya yang terus dilakukan.
Baca Juga: Akses Jalan Tertutup Longsor, Warga Desa Bangbayang, Sumedang Terisolasi
Sebelumnya kata Dede, penjualan melalui online tidak terlalu besar dibandingkan penjualan di toko. Namun sejak pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan sosial, penjualan online justru lebih banyak.
Dengan begitu kata Dede, sistem penjualan online yang dulunya hanya menjadi penunjang bisnis, justru kini menjadi platform penjualan utamanya.
"Jika dulu hanya sekitar 30 persennya dijual melalui online, kini pesenan yang datang melalui online justru lebih banyak sehingga penjualan melalui online bisa dibilang bisa mencapai 100 persen,"ujar Dede.***