Memahami Lansia, Kondisi Psikologis dan Tips Agar Mereka Sehat dan Bahagia

29 Mei 2023, 11:37 WIB
Rutin bergerak dan beraktivitas fisik adalah salah satu tips lansia sehat dan bahagia. /Freepik/

KABAR PRIANGAN - Memiliki fisik yang sehat dan bugar serta kondisi psikologis yang sehat dan bahagia pada masa lanjut usia (lansia) merupakan harapan semua orang, karena ada keterkaitan antara kesehatan fisik dengan kebahagiaan.

Namun pada umumnya, kondisi fisik akan terus menurun seiring usia terutama bagi orang-orang yang sudah dalam kategori kelompok lansia.

Penurunan signifikan pada kondisi lansia menuntut adaptasi yang cukup menantang.

Baca Juga: Mau Liburan ke Rinjani? Jalur Pendakian Barunya Akan Segera Dibuka!

Berikut dua hal yang harus dipahami lansia agar mampu beradaptasi dengan lebih baik:

1. Kondisi fisik lansia

Secara fisik, lansia mengalami penurunan fungsi organ tubuh, mulai mulai dari sistem syarat, otot, sistem peredaran darah, pernafasan dan sebagainya.

Tidak jarang, banyak orang yang menghadapi penyakit serius atau menjadi disabilitas pada usia senjanya.

Baca Juga: Intip Keindahan Telaga Biru Cicerem yang Viral, Tempat Wisata di Kuningan dengan Pesona Air Menakjubkan!

Jika tidak diadaptasi dengan baik, hal ini akan mengubah pandangan lansia terhadap citra dirinya dan akan memicu dinamika pada aspek sosial emosi, bahasa, dan kognitif, begitupun sebaliknya.

2. Kondisi psikologis lansia

Lansia juga mengalami penurunan kognitif dan sosial emosi. Terkait fungsi kognitif, penurunan intelektualitas dapat berupa berkurangnya kemampuan verbal.

Melemahnya ingatan, turunnya kemampuan berpikir abstrak, dan kemampuan memproses informasi yang lambat.

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Kulit Wajah Sebelum Memilih Skincare, Pemula Wajib Tahu!

Dalam aspek sosial emosi, perubahan cenderung lebih terlihat setelah memasuki masa pensiun, hal ini dikenal dengan istilah post power syndrome.

Pada titik ini lansia bersangkutan umumnya cenderung merasa sendiri dan jauh dari teman sebayanya.

Apalagi ketika dihadapkan pada situasi dimana pasangannya sudah meninggal, sahabat sebayanya sudah meninggal dan anak-anak yang tinggal terpisah dan sibuk mengurus aktivitas masing-masing.

Baca Juga: Cobalah Menikmati Segarnya Air Terjun Way Lalaan Lampung, Ini Manfaat Air Terjun untuk Fisik dan Mental

Dampaknya beragam, lansia bisa lebih cepat marah, gampang tersinggung, mudah depresi, berpikir negatif, merasa tidak memiliki tujuan hidup serta sulit beradaptasi.

Tips untuk lansia sehat dan bahagia

1. Memperhatikan asupan makanan

Menikmati hidup bukan berarti melakukan segala sesuatunya sekehendak hati, hal ini berlaku untuk semua kelompok usia termasuk lansia.

Menikmati hidup adalah mencari cara untuk membuat kondisi tubuh sebaik mungkin, salah satunya adalah dengan cara memperhatikan asupan makanan.

Baca Juga: Libur Akhir Pekan, Pendapatan Sejumlah Pedagang di Pantai Pangandaran Menurun, Ini Diduga Penyebabnya

Dilansir dari laman kemkes.go.id, berikut beberapa tips dalam mengatur asupan makanan untuk lansia:

- Batasi konsumsi gula (Karbohidrat sederhana termasuk tepung-tepungan), garam dan lemak jenuh.

- Pilih bahan makanan sumber protein seperti susu dan hasil olahannya yang rendah lemak, daging has, unggas, telur, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Baca Juga: Kawasan Wisata Situ Bagendit Garut Dipenuhi Eceng Gondok

- Biasakan konsumsi sumber kalsium dan vitamin D dan berikan tubuh paparan sinar matahari pagi untuk pembentukan vitamin D aktif dalam tubuh.

- Biasakan mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk whole grain sebagai sumber serat makanan dan kalium, terutama sayuran yang berwarna hijau, merah atau orange.

- Minum air putih sesuai kebutuhan. Anjuran konsumsi air untuk Lansia adalah 1500-1600 ml (sekitar 6 gelas) per-harinya, atau 25-30 ml/kg BB/hari. Lebih sedikit dari anjuran minum untuk orang dewasa yang sebanyak 8 gelas perhari.

Baca Juga: Disney Tutup Hotel Star Wars yang Memukau, Baru Beroperasi Setahun Setelah Dibuka

- Lakukan empat prinsip keamanan pangan yaitu; bersihkan, pisahkan, olah atau masak dan simpan pada suhu yang tepat serta hindari makanan setengah matang.

- Pada kondisi khusus, jika asupan gizi tidak cukup melalui makanan sehari-hari, asupi dengan makanan yang difortifikasi dan suplemen.

2. Rutin bergerak dan beraktivitas fisik

Pada lansia, penurunan kondisi fisik dapat dibantu dengan meningkatkan stimulasi gerak. Stimulasi gerak sudah terbukti memiliki pengaruh ke otak.

Baca Juga: Heboh Pesawat Helikopter Jatuh di Wilayah Rancabali Bandung, Lima Kru Dievakuasi

Dengan stimulus gerak seperti olahraga atau berdansa maka daya ingat, penalaran, bahasa, dan fungsi fisik dapat dipertahankan.

Stimulus gerak juga dapat berupa suatu kegiatan seperti merajut atau bercocok tanam, berkonsentrasi pada kegiatan positif dan menyenangkan, sekaligus merasa puas dengan hasil karyanya.

Contoh stimulus lain adalah ibadah. Membaca Al Qur’an atau shalat sunnah (bagi yang muslim) misalnya atau dengan mengikuti kegiatan sukarelawan dapat dijadikan suatu cara untuk aktif secara fisik sekaligus menstimulasi otot dan otak.

Baca Juga: Warganet Pangandaran Geram Melihat Moge di Jalanan Begitu Berkuasa, Ramai-ramai Senggol Gubernur Ridwan Kamil

Manfaat lain yang akan diterima dari rutin bergerak dan beraktivitas fisik adalah meningkatnya kualitas tidur, selera makan, kebugaran, kekuatan dan keseimbangan tubuh.

Mulailah dengan gerakan ringan yang dirasakan mudah untuk dilakukan untuk kemudian ditambah intensitasnya dari waktu ke waktu.

3. Fokus pada hal yang bisa dilakukan

Lansia cenderung merasa sedih dan kecewa ketika dihadapkan pada kondisi dirinya yang tidak lagi dapat mendiri karena adanya penurunan mobilitas, dan mengidap berbagai penyakit degeneratif.

Baca Juga: Ini Restoran Pertama dengan Konsep Luar Angkasa, Bikin Anda Merasakan Sensasi Bersantap 220 Mil di Atas Bumi!

Jika tidak diatasi, rasa sedih dan kecewa ini dapat memburuk menjadi gangguan mental.

Untuk itu lansia harus tetap menerapkan pola pikir dan perspektif positif terhadap dirinya. Hanya dapat mengerjakan sedikit hal dibandingkan saat mudanya tidak selalu merupakan hal yang buruk.

Bisa jadi hal yang sedikit itu adalah suatu jalan bagi lansia untuk menetapkan fokus.

Dengan fokus mengerjakan apa yang dapat dilakukan akan membuat lansia mendapatkan makna hidup yang lebih dalam dari sebelumnya, yang pada akhirnya akan membuat lansia lebih mudah merasa bersyukur.

Baca Juga: Eloknya Kata-kata Ini, 35 Daftar Kata Indah dalam KBBI yang Jarang Diketahui, Cocok Jadi Referensi Penulis

4. Menjalin komunikasi dan bersosialisasi

Seiring waktu banyak perubahan yang dialami setiap manusia. Kehilangan orang terdekat, pensiun, mengalami sakit serius, pindah domisili dan sebagainya.

Perubahan-perubahan ini biasanya semakin sulit diterima pada saat menginjak lansia terutama karena merasa kesepian, dan merasa tidak dapat memiliki kehidupan sosial seperti saat muda dulu.

Untuk menyiasatinya, jalinlah komunikasi dan hubungan baik dengan orang lain yang mungkin selama ini jarang dilakukan.

Baca Juga: Jangan dibuang! Siapa Sangka Barang Bekas Ini Bantu Asah Kreativitas Si Kecil

Misalnya, saat masih dalam usia produktif, manusia cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman kantor dibandingkan dengan tetangga.

Setelah memasuki masa pensiun, berinteraksi dengan tetangga dapat menjadi cara untuk mengatasi rasa kesepian.

Selain itu, lansia dapat mengikuti suatu kegiatan yang membuatnya bertemu banyak orang. Hal ini akan membuat rasa kesepian hilang dan akan membentuk kehidupan sosial yang baru.

Baca Juga: Waspadalah! Jelang Idul Adha Maling Merajalela, Di Cimerak Pangandaran Sapi Ukuran Besar Raib Dini Hari Tadi

Dengan menjalani empat langkah diatas, diharapkan lansia memiliki kualitas hidup yang lebih baik secara fisik dan psikologis yang pada akhirnya akan membuat lansia lebih berbahagia.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler