Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton saat Hari Merdeka, Bikin Anda Semangat Berjuang!

- 2 Agustus 2023, 13:05 WIB
Cuplikan film Soekarno yang biasa ditayangkan pada 17 Agustus
Cuplikan film Soekarno yang biasa ditayangkan pada 17 Agustus /Tangkap Layar YouTube/Film Rekomendasi

KABAR PRIANGAN - Apa yang terlintas di benak Anda saat memperingati Hari Merdeka? Hari yang bertepatan di tanggal 17 Agustus ini selalu ada di tiap tahunnya. Ternyata di HUT Indonesia ini bisa kita manfaatkan dengan menonton rekomendasi film yang cocok ditonton bersama keluarga ataupun teman.

Banyak yang menyambutnya dengan mengadakan lomba, makan bersama, ada juga yang stay at home meluangkan waktu bersama keluarga. Rekomendasi film yang cocok ditonton di Hari Merdeka biasanya tentang sosok pahlawan.

Film tentang pahlawan membuat kita tahu arti perjuangan dan betapa besarnya kecintaan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia. Berikut rekomendasi film yang cocok ditonton saat Hari Merdeka.

Baca Juga: 10 Kata-Kata Bijak Pahlawan Nasional untuk Ucapan HUT Kemerdekaan RI ke 78 pada 17 Agustus yang Penuh Semangat

1. Film Soekarno

Sinopsis Film Soekarno Indonesia Merdeka: Suatu hari ada seorang anak laki-laki bernama Kusno. Namanya ini ternyata memberi nasib kurang baik buat Kusno kecil, ia seringkali sakit-sakitan, sehingga ayahnya mengganti nama Kusno menjadi Soekarno.

Kusno kecil memiliki badan kurus, walaupun begitu sang ayah punya harapan besar untuk sang anak, bila Soekarno sudah besar akan menjadi seorang ksatria yang gagah.

Ketika Soekarno dewasa ia tampil menjadi pribadi yang gagah berani dan memiliki visi dan tekad yang besar untuk negara Indonesia.

Harapan ayahnya seolah terwujud saat usia Soekarno memasuki 24 tahun, Soekarno berhasil menggemparkan podium dengan pidatonya, tepat di hari kemerdekaan.

Baca Juga: Contoh RAB Kegiatan Perayaan HUT RI 17 Agustus, Simpel tapi Rinci untuk Lampiran Proposal

Namun akibat dari pidatonya, Soekarno dipenjara dan dituduh sebagai penghasut. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat Soekarno mundur.

Suatu hari Soekarno memilih untuk istirahat dari politik sejenak, saat ia berada di Bengkulu. Di situlah ia bertemu dengan Fatmawati.

Kemudian datang kabar dari Jepang mengumumkan Perang Asia Timur Raya yang membangkitkan nafsu dan tekad politik kembali.

Hatta dan Sjahrir merupakan rival politik bagi Soekarno. Mereka mengatakan bahwa Jepang sama kejamnya dengan Belanda. Akan tetapi Soekarno yakin bahwa ia bisa memanfaatkan Jepang untuk membantu meraih kemerdekaan.

Baca Juga: Cara Mengatasi Set Top Box Tidak Ada Program Sinyal dan Gambar, Tapi Ada Suara

Sjahrir menganggap Soekarno sebagai kolaborator Jepang. Hingga akhirnya perjuangan menemukan titik terang, yaitu kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Wejangan dari Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto yang Soekarno pegang dalam perjuangannya memerdekakan Indonesia, Cokro mengatakan manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu.

2. Kisah Sang Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto

Film ini menceritakan seorang Guru Bangsa Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang latar belakangnya tumbuh di lingkungan islami yang cukup kuat. Beliau merupakan putera dari keluarga bangsawan Jawa di Ponorogo.

Sejak kecil Tjokro sudah menyaksikan penyiksaan dari Belanda yang menganiaya para pekerja perkebunan kapas oleh mandor-mandor Belanda yang kejam.

Saat itu Tjokro merasa prihatin terhadap kondisi masyarakat pribumi. Terutama kaum buruh yang tersiksa akan kejamnya kaum kolonial Belanda.

Hati kecil Tjokro begitu gelisah melihat Belanda yang semena-mena dan begitu merendahkan kaum pribumi. Kegelisahan itu ia rasakan hingga dewasa.

Baca Juga: 10 Cara Mencari Siaran TV Digital SCTV, RCTI, ANTV, dan GTV di Set Top Box dengan Mudah!

 Hal tersebut mendorong hati nuraninya untuk hijrah dan meninggalkan kebangsawananannya.

Namun saat Tjokro pindah bersama istri dan anaknya ke Surabaya, ia tetap merasakan kegelisahan melihat realita sosial rakyat kecil kala itu.

Akhirnya Tjokro menuliskan aspirasinya di surat kabar, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk melawan kolonial Belanda dan melindungi rakyat pribumi yang tertindas. Selain itu, Tjokro mengadakan orasi massa di jalanan untuk memperjuangkan hak pribumi.

Hal tersebut membuat Tjokro menjadi orang yang disegani dan selalu diandalkan dalam setiap permasalahan sosial di organisasi maupun masyarakat.

H. Samahoedo dari organisasi Sarekat Dagang Indonesia (SDI) di Surakarta melihat jiwa kepemimpinan Tjokro yang diaku banyak orang. Kemudian meminta Tjokroaminoto untuk memimpin organisasi yang telah dibekukan oleh Belanda.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Alam di Tasikmalaya yang Lagi Hits dan Wajib Dikunjungi, Ajak Keluarga ke Sini!

Pada 1912 Tjokroaminoto mengubah Sarekat Dagang Indonesia (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI). Mulai dari hal tersebut perjuangan Tjokroaminoto melawan rezim kolonial Hindia Belanda.

Kemudian Sarekat Islam menjadi organisasi resmi Bumiputera diikuti dua juta anggota dan organisasi pertama terbesar di Indonesia. Tujuan dari organisasi ini yaitu menyamaratakan martabat dan hak masyarakat yang dijajah masa itu.

Kutipan kata-kata yang terkenal dari Tjokroaminoto dalam film ialah, “Setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat, semurni-murni tauhid."

3. Sang Pencerah

Film ini menceritakan kisah nyata K.H Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Latar belakang sejarah film ini pada abad ke-19 yang menceritakan sepak terjang Muhammad Darwis lalu dirubah namanya menjadi K.H. Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah.

Dalam ceritanya mengangkat tentang semangat patriotisme anak muda dalam menyuarakan pemikiran-pemikirannya.

Dalam film ini Ahmad Dahlan dibintangi Lukman Sardi. Di usia 20 beliau resah melihat adanya pelencengan dalam syariat Islam yaitu adanya hal bid'ah.

Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan memperbaiki arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman. Hal tersebut mengundang kemarahan seorang kyai penjaga tradisi yaitu Kyiai Penghulu Kamaludiningrat, ia menganggap Ahmad Dahlan menyebarkan ilmu sesat dan akhirnya merobohkan surau Ahmad.

Baca Juga: Ini Dia Pasangan Duet Peserta D Academy Asia 6 Grup 3 Top 12, Apakah Peserta Indonesia akan Tersenggol Lagi?

Kemudian Ahmad Dahlan membuka sekolah dengan kursi yang modelnya mirip seperti di sekolah modern Belanda. Karena hal itu, Ahmad Dahlan dicap Kyai Kafir.

Ahmad Dahlan juga dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, ia dicap sebagai Kyai Kejawen. Tuduhan demi tuduhan tidak membuat semangat K.H. Ahmad Dahlan surut. Di belakang perjuangannya ada Siti Walidah ialah istri tercinta yang selalu menemaninya.

Lima muridnya yaitu Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam, dan Dirjo. Tujuan Ahmad Dahlan membentuk Organisasi Muhammadiyah adalah mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai perkembangan zaman.

Demikian rekomendasi film yang cocok ditonton di hari merdeka. Selain menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia, kita dapat menjiwai perjuangan para pahlawan.***

Penulis: Nur Hanifah Zuhdiyah

Editor: Dian Maldini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah