Sejarah Hatedu yang Diperingati oleh Pegiat Teater Seluruh Dunia

24 Maret 2023, 14:26 WIB
Tiap tanggal 27 Maret, para pegiat teater di seluruh dunia memperingati Hari Teater Dunia atau biasa disingkat Hatedu. /

KABAR PRIANGAN - Tiap tanggal 27 Maret, para pegiat teater di seluruh dunia memperingati Hari Teater Dunia atau biasa disingkat Hatedu.

Dilansir oleh kabar-priangan.com dari situs International Theatre Institute (ITI) @iti-worldwide.org pada 24 Maret 2023, Hatedu diinisiasi oleh ITI pada 27 Maret 1962. Dimana pada tanggal tersebut, Organisasi Dunia untuk Seni Pertunjukan yang bernaung di bawah UNESCO itu memulai festival Teater Bangsa-Bangsa (Theatre of Nastions) di Paris untuk kesekian kalinya sejak tahun 1957.

Sejak pertama kali digelar, Hatedu terus diperingati tiap tahunnya di seluruh dunia oleh para pegiat teater. Sebagai penggagas, ITI menetapkan sejumlah tujuan diadakannya peringatan Hatedu, di antaranya mempromosikan seni dari seluruh dunia; membuat orang-orang menyadari nilai-nilai seni.

Baca Juga: Viral! Larangan Buka Bersama Tuai Pro Kontra, Sekretaris Kabinet Pramono Anung Angkat Bicara

Memberi kesempatan kepada komunitas-komunitas teater dan tari untuk mempromosikan hasil karyanya secara luas sehingga para pihak yang berpengaruh bagi masyarakat dapat menyadari nilai-nilai seni yang terdapat di dalamnya dan mendukungnya; serta menikmati bentuk seni untuk kepentingan seni itu sendiri (art for art).

Setiap tahun sejak penyelenggaraan pertamanya, ITI selalu memilih satu seniman teater untuk memberikan pesan Hatedu yang berhubungan dengan teater dan perdamaian. Tahun ini, seorang aktris asal Mesir bernama Samiha Ayoub terpilih untuk memberikan pesan Hatedu.

Samiha yang mulai berkarier sejak tahun 1950-an sebagai akris panggung tersebut menyoroti keadaan dunia belakangan ini dalam pesannya. Menurutnya, orang-orang di dunia hari ini seperti berada di tengah lautan berkabut yang berlayar tanpa panduan. Namun, orang-orang terus berlayar dengan harapan menemukan pelabuhan yang aman untuk bersandar.

Baca Juga: Jimin 'BTS' Rilis Album Solo Pertama 'FACE' Versi Bahasa Inggris dan Korea Hari Ini!

Dalam pesannya, Sahima mengungkap bahwa perang, konflik, ekstrimisme, dan hal-hal semacam itu, yang melanda dunia kali ini membuat orang-orang lupa akan esensi kemanusiaan.

Dalam kondisi demikian, perempuan yang telah memainkan 170 lakon sepanjang kariernya itu mengajak para pegiat teater di seluruh dunia untuk bersama-sama menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.

Menurutnya, para pegiat teater telah mencurahkan segala hidupnya untuk menyampaikan pesan kemanusiaan melalui panggung. Hal ini merupakan dasar kuat bagi para pegiat teater untuk berada di garis depan menyuarakan nilai kemanusiaan untuk menolak segala bentuk kebrutalan, rasisme, konflik berdarah, cara pandang yang sempit, dan ekstrimisme, sebagaimana peran mereka di atas panggung.

Baca Juga: Wow, Ternyata Bang Edi Preman Pensiun Aslinya Seorang Politisi! Berikut Kisah Singkatnya

Sekilas The International Theatre Institute (ITI)

The International Theatre Institute (ITI) adalah organisasi yang bergerak di bidang seni pertunjukan di seluruh dunia. Lembaga ini dibentuk oleh Direktur Jenderal UNESCO yang pertama, Sir Julian Huxley, dan John Boynton Priestley yang merupakan seorang penulis lakon drama asal Inggris pada tahun 1948.

Perdiridian ITI hanya berselang tiga tahun pasca Perang Dunia ke-2. Tahun itu juga merupakan tahun dimulainya Perang Dingin yang membagi dunia menjadi Blok Barat, Blok Timur, dan Negara Dunia Ketiga.

Selain sejalan dengan visi dan misi UNESCO, ITI memiliki fokus khusus untuk mengembangkan seni pertunjukan dan senimannya yang tersebar di seluruh dunia. Lembaga ini berupaya melindungi dan mengadvokasi bentuk-bentuk ekspresi budaya tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, keyakinan, dan etnis.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Wisata Kuliner Estetik di Kota Tasikmalaya, Cocok untuk dijadikan tempat Bukber dengan Pasangan

Organisasi seni pertunjukan terbesar di dunia ini menyelenggarakan pertukaran dan kolaborasi budaya, pendidikan seni pertunjukan, dan pemberdayaan pemuda di seluruh dunia.

Itulah sejarah Hatedu yang diperingati setiap tanggal 27 Maret oleh para pegiat teater sedunia.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler