Network
KABAR PRIANGAN - Aksi Protes setelah terjadinya penembakan yang menewaskan Nahel Merzouk dan berujung kerusuhan pada Jumat 30 Juni 2023 juga menciptakan kerumitan tambahan bagi pihak berwenang yakni maraknya penjarahan.
Para penjarah mencuri apa saja yang mereka temukan mulai dari bahan makanan, pakaian hingga senapan berburu. Kini, senapan-senapan yang dicuri itu beredar di sekitar kota bersama dengan barang-barang curian dan hasil penjarahan lainnya.
Salah seorang pemilik toko, Franc Attali, mengatakan tokonya merupakan salah satu dari puluhan toko di Marseille yang dibobol oleh para penjarah. Dilansir dari news.sky.com, toko Franc Attali dirampok dua kali, Jumat malam, 30 Juni 2023 dan Sabtu, 1 Juli 2023 sekitar pukul 5 pagi waktu setempat. Akibat perampokan dan penjarahan tersebut, ia kehilangan 100.000 euro (Rp 1,634 miliar). "Toko ini (tadinya) penuh dengan barang dagangan, sekarang benar-benar kosong," ujarnya.
Franc Attali berpendapat momentum protes yang dimulai karena kematian Nahel Merzouk itu dimanfaatkan pihak tertentu untuk melakukan penjarahan.
Kejadian kerusuhan dan penjarahan ini membuat Presiden Prancis, Emmanuel Macron menunda keberangkatannya ke Jerman dan mengadakan rapat krisis dengan para menteri senior pada Jumat, 30 Juni 2023, pagi waktu setempat.
Pemerintah Prancis sejauh ini belum mengumumkan keadaan darurat, namun Gérald Darmanin, Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa pada hari Jum’at, 30 Juni 2023, Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan instruksi penghentian semua layanan bus dan trem sebelum matahari terbenam.
