Biografi Fernando Villavicencio, Mantan Jurnalis dan Kandidat Presiden Ekuador yang Meninggal Ditembak  

- 10 Agustus 2023, 19:22 WIB
Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio meninggal ditembak saat kampanye di Quito, Ekuador, 9 Agustus 2023.*/ Reuters
Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio meninggal ditembak saat kampanye di Quito, Ekuador, 9 Agustus 2023.*/ Reuters /

 

KABAR PRIANGAN - Situasi politik dan keamanan di Ekuador bergejolak, setelah terjadi penembakan terhadap Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio ketika ia meninggalkan sebuah acara kampanye di ibu kota Ekuador, San Francisco de Quito, Rabu 9 Agustus 2023 waktu setempat.

Penembakan yang menimbulkan meninggalnya Villavicencio itu terjadi beberapa hari menjelang pemilihan umum yang isu utamanya adalah meningkatnya kekerasan dan kejahatan di Ekuador. Dalam video-video di media sosial menunjukkan Villavicencio dikelilingi oleh para pendukungnya dan dikawal oleh petugas keamanan menuju sebuah mobil yang menjemputnya.

Selama ini mantan jurnalis dan kini menjadi politikus itu dikenal vokal dalam menyuarakan dugaan adanya hubungan antara kejahatan terorganisir dan politik di Ekuador.

Biografi singkat Fernando Villavicencio

Fernando Villavicencio lahir 11 October 1963 di Provinsi Andes, terletak di Pegunungan Cordillera Occidental, Chimborazo. Ia menjadi kandidat presiden yang terkenal dengan Gerakan Membangun Ekuador.

Baca Juga: Ditembak Saat Kampanye, Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio Meninggal

Villavicencio adalah mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador dan kemudian menjadi seorang jurnalis yang mengecam dugaan kerugian jutaan dolar dalam kontrak minyak.

Ia salah satu yang paling kritis terhadap korupsi, terutama selama pemerintahan mantan presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017. Ia pun sempat dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena tuduhan pencemaran nama baik atas pernyataan yang dibuatnya terhadap mantan presiden tersebut.

Pada tahun 2014, Villavicencio melarikan diri ke wilayah adat di Ekuador dan kemudian pada tahun 2017 ia diberi suaka di Peru. Ia menghabiskan waktu di komunitas adat Kichwa di Sarayaku, Amazon, Ekuador.

Baca Juga: Pemkab Garut Jajaki Kerjasama dengan Pemerintah Rusia

Mendengar berita pembunuhannya, pemimpin komunitas tersebut, Patricia Gualinga, mengatakan, "Saya menangis dan sangat sedih karena dia adalah teman dekat saya," ujar Gualinga, seorang aktivis masyarakat adat.

Gualinga yang berada di pertemuan puncak Amazon di Belem, Brasil, kemudian mengatakan kepada Guardian. "Kami memberinya suaka, Fernando mengatakan jika kami menyerahkannya, dia tidak akan selamat," katanya, menggambarkannya sebagai sosok yang akrab dan baik hati yang sering memberikan ceramah di sekolah-sekolah setempat.

Sebagai seorang legislator, Villavicencio dikritik oleh para politisi oposisi karena menghalangi proses pemakzulan terhadap Lasso, hal ini menyebabkan Lasso mengadakan pemilu dini.**

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah