Israel Deportasi Ribuan Pekerja Palestina dan Diperlakukan Seperti Hewan Ternak

- 7 November 2023, 13:12 WIB
Salah satu buruh Palestina di Israel memakai nomor gelang identitas dan diperlakukan seperti hewan ternak.
Salah satu buruh Palestina di Israel memakai nomor gelang identitas dan diperlakukan seperti hewan ternak. /Tiktok.com/allnewsinc/

KABAR PRIANGAN - Konflik Israel-Palestina semakin memanas dengan ditandai deportasi ribuan pekerja Palestina oleh Israel pada Jumat 3 November 2023. Mereka pulang melalui jalur Gaza untuk kembali ke wilayahnya setelah mereka terjebak dalam ketidak pastian hukum sejak penahanan mereka ketika perang Israel-Hamas terjadi.

Dilansir dari APnews.com bahwa para buruh pekerja berjalan kaki melalui penyebrangan Israel yang telah ditutup rapat sejak meletusnya serangan Hamas ke Israel Selatan pada 7 Oktober lalu, salah satu pekerja Wael al-Sajda menceritakan pengalamannya tentang penganiayaan kejam yang dilakukan oleh otoritas Israel di perbatasan. Mereka sampai diperlakukan seperti hewan ternak dengan dipasangkan gelang identitas.

"Kami berkorban dan mereka memperlakukan kami seperti hewan ternak di sana," ucap Wael al-Sajda, sambil menunjuk kakinya yang terpasang sebuah gelang identitas. Al-Sajda merupakan salah satu warga palestina dari sekitar 18.000 warga Palestina dari Gaza yang diizinkan melakukan pekerjaan kasar di Israel. Izin tersebut sangat ditunggu-tunggu karena mengingat Gaza atau Palestina memiliki tingkat pengangguran yang tinggi.

Baca Juga: Duka Terus Berlanjut, Jet Tempur Milik Israel Serang Kamp-Kamp Pengungsi di Gaza: Lenyapkan Puluhan warga

Israel mulai mengeluarkan izin dalam beberapa tahun terakhir, sebuah langkah untuk menstabilkan Gaza meskipun ada blokade yang lebih luas bertujuan untuk melemahkan militan Hamas. Kamis malam waktu setempat, Israel mengumumkan bahwa akan mencabut izin para pekerja sejak serangan tersebut meletus pada saat militan Hamas Palestina menyerbu militer perbatasan dan membunuh sekitar 1.400 orang serta menculik 240 lainya.

Para pekerja dipulangkan dan berbicara mengenai penangkapan besar-besaran dan penempatan di penjara-penjara Israel. Beberapa orang kembali dengan luka memar, luka psikologis dan satu orang dikembalikan dalam kantong mayat. Mereka ditangkap dan dikirim ke penjara militer Anatot dan Ofer di Tepi Barat. Kata pekerja disana, mereka ditutup matanya, di interogasi, dipukul berulang kali dan tidak diberi air bahkan makanan untuk waktu yang lama, lalu mereka menyita uang, ponsel dan mereka tidak pernah mendapatkan barang-barang mereka kembali.

"Selama tiga hari, kami tetap diborgol dan ditutup matanya, mereka akan menjemur kami di bawah sinar matahari selama dua,tiga atau empat jam tanpa air, makan, atau apapun. Lalu mereka memulangkan kami tanpa membawa apapun," ucap al-Sajda seorang pekerja palestina yang berhasil kembali ke Gaza, Jumat lalu.

Baca Juga: Turki Tegas Akan Bawa Israel ke Mahkamah Pidana Internasional! Erdogan: Netanyahu Tak Lagi Dapat Diajak Bicara

Kelompok hak asasi manusia Israel Miriam Marmur, direktur advokasi sekelompok hak asasi manusia publik di Gisha mengatakan bahwa Israel menahan para pekerja tanpa dakwaan, proses hukum atau pendampingan hukum pada saat yang sulit, sementara keluarga mereka di Gaza mengalami pengeboman Israel yang menelan banyak korban jiwa dan kerusakan. Lebih dari 9.000 warga Palestina tewas dalam insiden mengerikan tersebut menurut Kementrian Kesehatan setempat.

Halaman:

Editor: Helma Apriyanti


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah