Hasil Tes Swab Klaster Pesantren Kota Tasikmalaya, Sebanyak 380 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19

15 Februari 2021, 17:10 WIB
Sejumlah santri putri terkonfirmasi Covid -19 klaster pesantren di Kota Tasik saat akan dilakukan isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin(15/2/2021)* /Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah menerima hasil swab PCR yang dilakukan kepada ratusan santri dan pengajar dari salah satu pesantren di wilayah Benda, Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Dari total 832 sampel swab yang diperiksa di Labkesda Jawa Barat (Jabar), 45 persen atau sebanyak 380 santri hasilnya positif Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, munculnya kasus di lingkungan pesantren itu berawal dari diketahuinya salah satu santri yang kehilangan indra penciuman.

Baca Juga: Terkait Legalisasi, Petani Ikan di Jatigede Berencana Mengadu ke DPR-RI

Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Lantaran banyak santri yang bergejala mengarah Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya melakukan tes swab massal di pesantren itu pada 8 Februari.

"Hari Minggu (14/2/2021) kemarin keluar hasilnya. Dimana sebanyak 375 orang santri hasilnya positif atau 45 persen dari yang diswab, dan sekitar 55 persennya atau sebanyak 457 orang negatif," kata Asep, Senin (15/2/2021).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya lanjut Asep, dari total yang terkonfirmasi positif tersebut, 154 orang di antaranya adalah santri putra, 171 santri putri, dan 50 orang pengajar.

Baca Juga: Ketua MUI Garut Siap Divaksin, Jika Usia 65 Tahun Boleh Divaksin

Saat ini, dinas kesehatan masih memeriksa kondisi para pasien terkonfirmasi positif tersebut, sehingga dapat dipilah penanganannya.

Belasan ambulans dari Pemkot Tasik antar ratusan santri jalani isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021)*

Asep juga mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa tempat isolasi untuk para santri dan pengajar yang terkonfirmasi positif tersebut.

Tempat itu di antaranya adalah Hotel Crown di Kecamatan Cipedes Kota Tasik dan Rumah Sakit Dewi Sartika Kecamatan Kawalu serta di lingkungan pesantren sendiri.

Ia menjelaskan, di Hotel Crown terdapat sekira 90 tempat tidur yang dapat digunakan untuk isolasi santri putri. Sementara di Rumah Sakit Dewi Sartika terdapat 50 tempat tidur untuk santri putra.

Asep menambahkan, untuk santri bergejala atau pengajar yang sudah berusia di atas 50 tahun akan ditempatkan di RSUD dr Soekardjo.

Setidaknya, terdapat 15 tempat tidur di RSUD dr. Soekardjo yang dapat digunakan untuk menampung pasien positif dari klaster pesantren tersebut.

Baca Juga: Hari Ketiga Pencarian Korban Terseret Arus di Pantai Cikaso Belum Membuahkan Hasil

"Hari ini kita evakuasi santri untuk diisolasi di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika," kata dia.

Ihwal penggunaan Rumah Sakit Dewi Sartika, Asep menjelaskan, statusnya saat ini masih sebagai tempat isolasi terpusat milik pemerintah. Bukan rumah sakit darurat Covid-19. Karenanya, Rumah Sakit Dewi Sartika belum dapat digunakan untuk isolasi pasien dengan gejala.

Ia juga mengatakan, pihaknya telah menempuh berbagai cara untuk menjadikan Rumah Sakit Dewi Sartika sebagai rumah sakit darurat. Namun, hingga saat ini masih ada syarat yang belum terpenuhi.

"Rumah sakit darurat itu tahapannya masih panjang, jadi kita gunakan yang ada dulu," kata dia.

Baca Juga: Miris, Meski Kondisi Hamil Tua WTS di Tasikmalaya Masih Jajakan Diri

Sementara para santri positif yang tak dievakuasi ke tempat isolasi terpusat milik pemerintah akan tetap tinggal di lingkungan pesantren.

Para santri itu tentu akan dipisahkan dengan yang negatif. Satu kamar isolasi nantinya hanya diisi maksimal 4-5 santri yang positif.

Sisanya yang negatif lanjut Asep, akan dipulangkan besok secara bertahap sehingga potensi berkerumun di pesantren rendah. kata dia.

"Untuk yang santri yang dipulangkan juga kita minta sesampainya dirumah melakukan isolasi mandiri agar tidak dulu kontak erat baik dengan keluarga maupun dengan masyarakat umum," katanya.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, kegiatan di pesantren tersebut akan dihentikan. Tak boleh ada aktivitas keluar masuk secara bebas ke lingkungan pesantren tersebut.

"Jadi kita lockdown pesantren itu tak keluar masuk. Kita akan berikan kebutuhan selama karantina mikro di pesantren tersebut," kata dia.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler