Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya Siap Terima Kunjungan Wisatawan

19 Maret 2021, 10:38 WIB
Bupati Tasikmalaya, Deni R. Sagara, meninjau kesiapan Kampung Naga di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya untuk membuka kembali kunjungan wisatawan di masa pandemi, Kamis 18 maret 2021 /kabar-priangan.com/ Aris Mohamad Fatrian/

KABAR PRIANGAN - Hampir setahun ini, Kampung Naga yang berada di Desa Neglasari Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya sepi dari kunjungan wisatawan.

Kini di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB), Kampung Naga mulai menerima pengunjung. Tapi sangat terbatas serta dengan penjagaan ekstra ketat. Protokol kesehatan menjadi syarat yang tidak boleh diabaikan.

 

Wakil Bupati Tasikmalaya, Deni R. Sagara, yang menyempatkan berkunjung ke Kampung Naga, menjelaskan, dirinya sengaja datang ke Kampung Naga guna memastikan persiapan yang tengah dilakukan Kampung Naga untuk menerima wisatawan kembali dimasa pandemi.

Baca Juga: Dorong Percepatan Digitalisasi Ekonomi, BI dan Pemda Bentuk TP2DD

Pihaknya sangat mendikung geliat Parawisata di Kabupaten Tasikmalaya untuk bisa bangkit kembali pada masa pandemi ini. Tentunya dengan terus menetapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Saya ke sini untuk memastikan bahwa berkunjung ke sini (Kampung Naga) harus tetap menggunakan protokol kesehatan. Karena zaman sekarang berbeda dengan zaman sebelumnya,” ujar Deni, Kamis 18 Maret 2021

Selama di Kampung Naga, selain berbincang-bincang dengan warga, juga mencoba minum madu baja. Yaitu sejenis jamu olahan warga lokal berbahan sejumlah rempah-rempah. Madu baja ini diyakini obat untuk berbagai jenis penyakit. Juga untuk meningkatkan stamina dan imunitas tubuh.

Baca Juga: Kisruh All England, Ketum PBSI: Bagaikan Disambar Geledek! 

 

 

Sementara itu, Ketua Himpunan Pramuwisata Kampung Naga, Ucu Suherlan mengatakan, semasa pandemi Covid- 19 tingkat kunjungan wisatawan ke Kampung Naga masih sangat sepi.

Selain sempat diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah, warga Kampung Naga pun masih sangat khawatir akan datangnya wisatawan dari luar daerah jika membawa virus.

"Jadi selama masa pandemi ini, masyarakat Naga sangat khawatir terhadap pengunjung, karena rata-rata berasal dari Jakarta atau orang yang sudah bepergian ke luar negeri," kata Ucu, Kamis 18 Maret 2021.

Baca Juga: Warga yang Mudik Lebaran Diminta Lakukan Tes Swab, Yusuf: Jangan Bikin Klaster Lebaran

Selain karena faktor khawatir terpapar Covid-19, Kampung Naga yang sempat beberapa kali ditutup.  Ini juga karena harus mematuhi aturan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Sehingga pihak adat membuat aturan pembatasan jumlah pengunjung yang datang, khususnya mereka yang datang secara rombongan.

Dikatakan Ucu, masa tutup Kampung Naga pada pandemi ini bahkan lebih lama dari tempat-tempat wisata lain yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Polemik Guru yang Lumpuh Pasca-Vaksinasi Terus Bergulir, Pemkab Garut Datangkan Tim Ahli Dari Provinsi

Kini Kampung Naga sudah mulai menerima pengunjung. Tapi sangat terbatas serta dengan penjagaan ekstra ketat. Protokol kesehatan menjadi syarat yang tidak boleh diabaikan.

Pihak Naga pun, lanjut Ucu, baru membuka dari kalangan pelajar yang boleh berkunjung ke Kampung Naga secara rombongan.

Misalnya siswa SMP, SMA, atau mahasiswa yang sedang melakukan penelitian. Namun masih tetap dibatasi maksimal hanya 50 orang.

“Itu pun saat masuk harus dipecah. Satu orang pemandu hanya untuk 20 pengunjung. Jadi kalau 50 orang, berarti harus oleh tiga orang pemandu dan menyebar tanpa berkerumun," ujarnya.

Ucu mengatakan, kalaupun ada pengunjung yang perlu menginap dengan alasan penelitian, mesti di luar kampung. Waktunya juga tidak boleh lebih dari satu malam saja. Semua itu dilakukan guna menjaga masyarakat Kampung Naga dari penyebaran Covid-19.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler