Objek Wisata di Garut yang Over Kapasitas Ditutup Sementara

17 Mei 2021, 22:20 WIB
Wisatawan yang menuju pantai selatan Garut membeludak, Sabtu 15 Mei 2021 /Dok Kabar Priangan/

KABAR PRIANGAN - Penutupan yang dilakukan terhadap sejumlah objek wisata di Kabupaten Garut tidak bersifat permanen. Penutupan hanya sementara sebagai antisipasi agar tidak terjadi kerumunan massa yang sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19.

Dekian disampaikan Bupati Garut Rudy Gunawan seusai apel pengiibaran bendera merah putih di Lapang Setda Garut, Senin 17 Mei 2021.

Menurut Rudy, penutupan objek wisata dilakukan berdasarkan tingkat kerumunan massa dan juga tingkat kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Masih Mencari 2 Wisatawan yang Tenggelam di Pantai Selatan Garut

Ini sangat penting dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19 pascalebaran akibat membludaknya pengunjung di objek-objek wisata.

"Tidak untuk selamanya, penutupan objek wisata hanya bersifat sementara. Itupun hanya terhadap objek wisata yang overload pengunjungnya dan yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik," ujar Rudy.

Disampaikannya, pada saat Lebaran termasuk pelaksanaan shalat Idulfitri di Kabupaten Garut secara umum berlangsung tertib dan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 di Garut di Atas Nasional, Bupati Garut Tetapkan Siaga Satu

Akan tetapi, pada hari kedua Idulfitri, mulai terjadi hal yang tak diharapkan yakni terjadi kerumunan massa di sejumlah objek wisata.

Jika hal ini dibiarkan, tuturnya, tentu akan sangat rentan terhadap penyebarfan Covid-19. Sehingga pemerintah pun akhirnya bertindak tegas dengan melakukan penutupan terhadap sejumlah objek wisata.

Penutupan di antaranya dilakukan terhadap objek wisata pantai yang berada di wilayah selatan Garut.

Baca Juga: Kredit Macet Bumdes di Banjar Mencapai Rp 15 Miliar. Jika Ada Penyimpangan, Akan Ditindaklanjuti Aparat Hukum

"Terus terang kita memang kecolongan dengan kondisi sejumlah objek wisata terutama kawasan pantai yang ada di selatan. Penerapan protokol kesehatan jebol karena terjadinya lonjakan pengunjung sehingga kita terpaksa lakukan langkah tegas dengan melakukan pembubaran dan penutupan," katanya.

Rudy memastikan, objek wisata yang telah ditutup itu akan dibuka kembali. Namun tentunya ini dilakukan apabila kondisinya sudah memungkinkan, yakni kapasitas kunjungan tidak melebihi ketentuan sesuai protokol kesehatan.

Diungkapkannya, sepanjang tingkat kunjungan tidak melebihi kapasitas 50 persen, maka objek wisata masih bisa dibuka. selain itu, baik pihak pengelola maupun pengunjung, tentunya harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan di antaranya menyiapkan fasilitas cuci tangan dan menggunakan masker.

Baca Juga: Akibat Penyekatan, Pengunjung TWA Gunung Papandayan Garut tidak Signifikan 

"Terjadinya kerumunan massa di objek wisata saat musim libur Idul Fitri memang tidak hanya terjadi di Garut akan tetapi juga di daerah lainnya. Makanya, di daerah lain juga ada objek wisata yang ditutup oleh petugas karena memang sangat rentan terhadap penyebaran Covid-19," ucap Rudy.

Rudy pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar dapat menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan kerumunan massa.

Ia mengingatkan jika saat ini kasus penyebaran Covid-19 di Garut masih terjadi bahkan angka kematian akibat Covid-19 di Garut terbilang tinggi secara nasional.

Diterangkanya, sebelumnya Satgas Penanganan Covid-19 Garut telah melakukan penutupan terhadap sejumlah tempat wisata.

Selain sejumlah pantai di wilayah selatan, penutupan juga dilakukan terhadap sejumlah objek wisata di kawasan Cipanas Tarogong karena terjadi lonjakan pengunjung yang melebihi kapasitas.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler