KABAR PRIANGAN - Aktivitas wisata ziarah ke sejumlah makam keramat di kawasan Cipaku, Kecamatan Darmaraja dirasakan lesu sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kondisi tersebut berdampak pada mandegnya pendapatan masyarakat pedagang di kawasan tersebut.
Juru pelihara Makam Keramat Lembu Agung di kawasan Cipaku, Moch Irwan Maulana menyebutkan, sebenarnya peziarah yang datang ke makam keramat selalu ada.
Baca Juga: Rabu Besok, Seluruh Destinasi Wisata di Sumedang Serempak Kibarkan Bendera Kuning
Namun tidak sebanyak ketika sebelum terjadinya pandemi.
Kata Irwan, aktivitas ziarah merupakan kegiatan rutin bagi sebagian masyarakat yang meyakininya. Sehingga aktivitas ziarah terus ada.
Hanya saja jika dibanding sebelum pandemi, peziarah berkurang.
Baca Juga: Bayi Prematur Asal Babakan Pala Derita Sindrom Treacher Collins
"Karena ziarah merupakan tradisi, jadi pasti selalu ada yang datang ke kawasan makam keramat. Biasanya di waktu-waktu tertentu. Sebagian banyak dari peziarah berdoa dan ingin mengetahui sejarah leluhur," kata Irwan.
Irwan menambahkan, peziarah ke kawasan makam keramat Cipaku datang dari berbagai daerah.
Diantaranya dari Karawang, Cirebon, Subang, Bandung bahkan dari luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Pelaku Wisata Sumedang Dorong Pemkab Manfaatkan Objek Wisata untuk Kegiatan Vaksinasi
Dari aktivitas wisata ziarah, kata Irwan bisa menggerakkan roda ekonomi warga sekitar. Pada waktu sebelum pandemi, banyak warga yang berdagang untuk memenuhi kebutuhan peziarah.
"Makanya dari wisata ziarah saja sudah mendatangkan rezeki," imbuhnya.
Sebelumnya, untuk kenyamanan para peziarah, dibangun Bale Gede sebagai fasilitas bagi pengunjung yang akan berziarah ke makam keramat Prabu Lembu Agung.
Baca Juga: Sosialisasi Pembangunan Jalan Tol Cigatas di Kota Tasikmalaya Terkendala PPKM
Bale Gede berupa bangunan gazebo baru dibangun sekitar 5 bulan lalu tak jauh dari lokasi makam keramat yang kini kondisinya berada di pesisir Waduk Jatigede.***