KABAR PRIANGAN - Gunung Geulis merupakan salah satu kawasan pegunungan bebatuan di wilayah Desa Kamal, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata baru.
Selain memiliki banyak situs sejarah yang dikeramatkan oleh masyarakat, kawasan Gunung Geulis Sumedang ini, memang sangat syarat keindahan alam.
Hamparan pesawahan, dan aliran Sungai Cikandung di sekeliling Gunung Geulis Sumedang, terlihat menambah indah panorama alam kawasan pegunungan tersebut.
Baca Juga: Lima Situs Keramat di Gunung Geulis Sumedang, Ada Satu Diyakini Sebagai Pintu Gaib
Termasuk sumber mata air, dan bebatuan yang menghampar luas di seluruh tebing dan puncak gunung, membuat Gunung Geulis Sumedang menjadi memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Namun yang menjadi persoalan, sampai saat ini kawasan Gunung Geulis Sumedang, ternyata belum dapat diakses oleh kendaraan. Padahal, bila kendaraan sudah bisa masuk sampai ke lokasi gunung, kawasan tersebut pasti akan sangat ramai dikunjungi.
Kondisi demikian disampaikan Sekretaris Desa Kamal, Dede Suwardi, Minggu, 20 Februari 2022. Dede menyebutkan, jarak tempuh dari Kantor Desa Kamal ke Gunung Geulis ini sebenarnya sangatlah dekat, paling hanya berjarak sekitar 1 kilometer.
Tapi karena kawasan Gunung Geulis Sumedang ini belum dapat diakses oleh kendaraan, maka daerah tersebut akan terasa sangat jauh.
Saat ini, kata Dede, jalan yang telah bisa diakses menggunakan kendaraan paling baru sekitar 800 meter, yakni sampai kampung Tegal Laja.
Sementara dari kampung Tegal Laja ke Gunung Geulis, jaraknya sekitar 200 meteran lagi, dan sekarang kondisinya masih berupa jalan tanah, yang ukurannya masih sangat kecil.
Baca Juga: Misteri Ular Raksasa di Gunung Geulis Sumedang, Pernah Terlihat Berubah Jadi Selendang
"Dari dulu, pemerintah desa sebenarnya telah berniat ingin mengembangkan Gunung Geulis sebagai destinasi wisata. Tapi kami terkendala masalah akses jalan. Selain harus membuka jalan baru, kami juga tentu harus melakukan pengerasan dan pembangunan infrastruktur lainnya," ujar Dede.
Sementara, menurut Dede, di wilayah Desa Kamal sendiri, sampai saat ini masih banyak sekali infrastruktur yang perlu dibangun.
Maka dari itu, sebelum mengembangkan destinasi wisata, pihak desa terpaksa harus memilih memprioritaskan pembangunan infrastruktur lainnya dulu yang dinilai lebih penting untuk kebutuhan masyarakat umum.
Dede juga menjelaskan gambaran mengenai kondisi alam di kawasan Gunung Geulis Sumedang itu. Jika dilihat dari bentuknya, kata Dede, Gunung Geulis Sumedang ini, memang ukurannya sangat kecil tidak seperti gunung-gunung pada umumnya yang luas dan tinggi.
Gunung Geulis Sumedang di wilayah Desa Kamal ini, sambung Dede, terbentuk dari lapisan bebatuan besar. Tak heran bila di kawasan gunung tersebut, banyak sekali batu-batu besar yang ukurannya melebihi dari bangunan rumah.
"Namun jangan salah, tumpukan bebatuan di Gunung Geulis Sumedang ini, bila ditata dengan baik, pasti akan sangat terlihat indah," ujarnya.
Dede menyebutkan, secara keseluruhan kawasan Gunung Geulis Sumedang ini, hanya memiliki luas lingkaran sekitar 3,5 kilometer, jadi bila warga penasaran ingin berkeliling di kawasan Gunung Geulis, paling hanya akan menghabiskan waktu perjalan sekitar 1 jam dengan berjalan kaki.
Di sekeliling kawasan Gunung Geulis Sumedang ini, sambung Dede, dikelilingi oleh hamparan pesawahan dan aliran Sungai Cikandung.
Berbicara soal pengunjung, walaupun daerah itu belum dibuka menjadi destinasi wisata, namun selama ini banyak sekali warga yang datang ke kawasan Gunung Geulis Sumedang.
Baca Juga: Kemensos RI Bentuk Kampung Siaga Bencana di Sumedang
Warga yang datang ke Gunung Geulis Sumedang ini, rata-rata untuk melakukan ritual atau ziarah di petilasan Raden Gadung dan Nyimas Raja Mantri, dua kesatria sakti yang dulunya ditugaskan untuk menjaga Gunung Geulis Sumedang.
"Selain bisa dijadikan sebagai destinasi wisata alam, Gunung Geulis Sumedang juga sebenarnya bisa dijadikan wisata religi, atau lokasi penelitian. Soalnya, di daerah ini banyak sekali bebatuan, dan situs-situs yang dikeramatkan," tutur Dede Suwardi.
Dikatakan Dede, ada lima situs sejarah di Gunung Geulis Sumedang ini, antara lain Situs Goa Batu Balandong, Goa Batu Balay, Situs Batu Taman, Situs Batu Kasur, dan Situs Lawang Kori. Kelima situs ini, tentu bisa dijadikan salah satu daya tarik untuk pengembangan destinasi wisata Gunung Geulis Sumedang.
Baca Juga: DPMD Jabar Lakukan Studi Tiru ke Sumedang
Dengan demikian, kata Dede, faktor utama yang menjadi kendala untuk pengembangan destinasi wisata Gunung Geulis Sumedang ini, tiada lain adalah akses jalan. Seandainya, akses jalan ke Gunung Geulis Sumedang ini telah dibuka, maka dengan sendirinya, warga dari luar akan semakin ramai berdatangan.
"Sebagian besar tanah di Gunung Geulis ini, sebenarnya milik pemerintah desa. Jadi kalaupun dilakukan penataan, pasti tidak akan sulit. Cuma yang jadi masalah, untuk penataan wisata ini kan perlu biaya yang besar, dan desa sejauh ini memang belum mampu," ujar Dede.***