Insan Jadi Satu-satunya Guru di Jabar yang Masuk 100 Besar AKMI Bidang Literasi Numerik

9 Maret 2022, 21:29 WIB
Insan Faisal Ibrahim menunjukan piagam penghargaan yang diperolehnya atas prsatasinya pada ajang seleksi nasional penulis naskah soal Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) bidang literasi numerik. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Tinggal dan mengajar di daerah pelosok di kaki gunung, bukan menjadi suatu alasan bagi Insan Faisal Ibrabim untuk tidak bisa menunjukan prestasi. 

Insan mampu bersaing dengan ribuan atau bahkan puluhan ribu guru lain di Garut dan di Jawa Barat dalam ajang seleksi nasional penulis naskah soal Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) bidang literasi numerik.

Insan yang merupakan guru Madarasah Ibtidaiyah (MI)Ar Raudhotun Nur yang beralamat diKampung Pamukiman, Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Garut ini terpilih menjadi satu-satunya guru madrasah asal Jawa Barat yang bisa masuk 100 besar tahap seleksi nasional AKMI bidang literasi numerik.

Baca Juga: Bupati Garut Sebut Sampah Plastik Jadi Permasalahan yang Sulit Diatasi

Ini tentu menjadi sebuah prestasi yang sangat membanggakan baik bagi Insan maupun pihak yayasan dan sekolah tempatnya mengabdikan diri sebagai pengajar.

"Terus terang saya pun sempat tak percaya begitu dinyatakan lolos pada tahap 3 setelah sebelumnya harus bertarung dengan lebih dari 5 ribu guru se Indonesia. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa ikut mengharumkan nama sekolah, yayasan, Garut dan bahkan Jawa Barat melalui ajang seleksi nasional AKMI bidang literasi numerik," ujar Insan saat ditemui di MI Ar Raudhotun Nur, Bayongbong, Rabu, 9 Maret 2022.

Diakuinya, sebenarnya secara pribadi dirinya tidak begitu percaya diri ketika harus mengikuti seleksi, apalagi harus bersaing dengan ribuan guru lainnya dari berbagai wilayah se Indonesia.

Baca Juga: Kawasan Wisata Situ Bagendit di Garut Segera Diresmikan, Presiden Jokowi Direncanakan Hadir

Namun berkat dukungan penuh berbagai pihak mulai dari pihak yayasan, kepala sekolah dan rekan-rekan guru, dan juga isteri tercinta, akhirnya muncul rasa percaya diri dan motivasi yang kuat di dalam dirinya sampai akhirnya bisa lolos 100 besar.

Disebutkannya, pada tahap pertama ada lebih dari 5 ribu guru yang menjadi peserta dalam seleksi tersebut, kemudian hingga tahap ketiga hanya tersisa 130 orang. 

Kemudian dari 130 orang, nantinya akan dipilih 15 orang di tahap lima untuk menjadi penulis naskah soal AKMI, namun sayangnya langkahnya terhenti di tahap ketiga.

Baca Juga: Pengurus Cabor Apresiasi Sikap KONI Garut yang Menunda Pelaksanaan Musorkab

Namun demikian Insan tetap merasa bangga apalagi kemarin malam dirinnya mendapatkan informasi bahwa dirinya terpilih menjadi tim viewer naskah soal AKMI yang disusun oleh orang yang lolos 15 besar. 

Ini merupakan sebuah anugerah yang sangat besar bagi dirinya karena telah diberi kemudahan atas segala urusan dan mendapatkan kepercayaan menjadi tim viewer naskah soal AKMI.

"Sekali lagi saya sangat bersyukur atas semua dukungan yang saya dapatkan dan ternyata saya dimudahkan atas segala urusan. Saya tidak sabar untuk terus memberikan yang terbaik," katanya.

Baca Juga: Sejumlah Jaksa dari Kejaksaan Negeri Garut Datangi Ponpes, Ada Apa?

Insan pun berpesan kepada guru-guru yang berada di wilayah pelosok untuk tidak pernah merasa rendah diri karena tak sedikit guru dari daerah yang juga punya kemampuan bahkan bisa menunjukan prestasinya. Ia pun mengajak para guru yang ada di daerah maupun di kota untuk terus mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi profesinya.

Menurutnya, di zaman yang serba digital ini guru dituntut untuk lebih inovatif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Setiap orang yang mampu memanfaatkan teknologi digital, tentu akan bisa menjadi dan memberikan yang terbaik.

"Selama ini saya pun sering berdialog sekaligus sharing dengan anak didik saya. Mereka selalu saya ingatkan untuk jangan pernah putus asa, jangan pernah menyimpan mimpi itu di bawah ketiak tapi harus menyimpannya setinggi mungkin karena kita tidak pernah tahu takdir kita itu seperti apa," ujar Insan.

Baca Juga: Terjadi Kisruh, Musorkab KONI Garut Akhirnya Ditunda, Panitia: Kami Patuhi Aturan Pemerintah

Rasa bangga atas prestasi yang diraih Insan juga disampaikan Ketua Yayasan Ar Raudhotun Nur, KH Adis Abdullah. Ia menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas capaian yang telah diraih oleh salah satu pengajar di yayasannya.

Adis yang sudah puluhan tahun terus berupaya untuk memajukan dunia pendidikan di daerahnya itu menyatakan, prestasi yang diraih Insan ini menjadi bukti bahwa pengajar yang berada di daerah pelosok bukan berarti tak bisa berprestasi.

Kondisi seperti itu justeru harus mampu menjadi motivasi untuk menunjukan jika mereka mempunyai kemampuan yang layak untuk dibanggakan seperti halnya yang dilakukann Insan.

Baca Juga: Soal Status Gunung Guntur, WALHI Sebut Pemkab Garut Salah Kaprah

KH Adis menuturkan, sejak pertama kali dirinya membangun sekolah di kawasan tersebut, nilai-nilai kedisplinan adalah nilai yang pertama kali diterapkan. Hal itu menurutnya sangat penting sebagai modal untuk para guru bisa mendisiplinkan diri.

"Jadi seorang guru tidak hanya harus mampu mendisiplinkan murid, tapi juga harus bisa mendisiplinkan dirinya sendiri. Selama ini saya melihat Insan itu sebagai sosok guru yang sangat disiplin sehingga tak heran jika ia mampu meraih prestasi yang sangat membanggakan," ucap KH Adi.

Ungkapan senada disampaikan Kepala MI Ar Raudhotun Nur, Mutiara Selandiana Effendi. Ia pun mengaku sangat bangga dengan apa yang telah dicapai oleh tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

Baca Juga: Ini Alasan Bupati Garut Ajukan Status Gunung Guntur Jadi TWA

"Alhamdulillah, sangat luar biasa bangga karena Pak Insan mampu menunjukan kemampuannya. Dari 5 ribu lebih peserta se Indonesia, beliau masuk 130 besar tingkat nasional dan itu membuktikan tidak menjadi hambatan meskipun mengajar di daerah pelosok," katanya.

Menurut Mutiara, kini perjalanan Insan berlanjut menjadi tenaga pengajar yang mampu bermanfaat bagi lingkungannya mau pun bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dari tekadnya yang kuat, ia mampu menjawab semua keraguan banyak orang yaitu menjadi yang terbaik meskipun terlahir di pelosok negeri.***

 

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler