KISAH Guru Ngaji yang Hidup Memprihatinkan di Gubuk Sempit Pinjaman Warga. Sekali Ceramah Dapat Honor Rp20.000

- 10 Februari 2022, 19:11 WIB
Tolib (80), guru ngaji warga Kampung Nangorak, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, hidup memprihatinkan. Dia dan istrinya, Omah (60), bisa hidup dengan mengandalkan belas kasihan tetangganya.*
Tolib (80), guru ngaji warga Kampung Nangorak, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, hidup memprihatinkan. Dia dan istrinya, Omah (60), bisa hidup dengan mengandalkan belas kasihan tetangganya.* /kabar-priangan.com/

KABAR PRIANGAN - Setelah mengabdi selama puluhan tahun sebagai penceramah, kini seorang penceramah di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, hidup dalam serba memprihatinkan.

Tolib (80) dan istrinya Omah (60) saat ini harus hidup hanya dari belas kasihan tetangganya.

Pasangan lansia ini harus menetap di dalam gubuk sempit yang hanya berukuran 3×3 meter saja, itupun bukan milik mereka.

Baca Juga: Macan Tutul di Garut Terekam Oleh Warga, Polisi Minta Warga di Kawasan Hutan Hati-hati

Rumah panggung yang berdinding GRC ini milik warga yang menaruh belas kasihan pada keduanya.

Saat ditemui di gubuknya di Kampung Nangorak, RT 09 RW 005, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, Tolib menceritakan dirinya dulu merupakan guru ngaji dan kerap juga diminta untuk berceramah.

 Hingga kini aktivitas sebagai penceramah pun masih kerap ia lakukan. Jika ada permintaan dari mesjid-mesjid di kampung terdekat.

Baca Juga: Bocah Perempuan Meninggal Akibat Tenggelam di Kubangan Air Bekas Galian Pasir Gunung Peuti Kota Tasikmalaya

Akan tetapi saat ini kondisi fisiknya berbeda, bahkan penglihatannya pun mulai hilang akibat penyakit katarak. Hingga ia tidak bisa pergi terlalu jauh dari kampungnya.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x