Pasokan Terbatas, Minyak Goreng di Kabupaten Tasikmalaya Masih Sulit Diperoleh

17 Maret 2022, 21:11 WIB
Kapolres Tasikmalaya bersama Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak ketersediaan minyak goreng di Pasar tradisional dan modern/ritel di wilayah Singaparna, Kamis 17 Maret 2022.* /Kabar-Priangan.com/Aris MF

KABAR PRIANGAN - Meski pemerintah telah mengembalikan harga minyak goreng kemasan kepada harga awal dan Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng curah, tetapi di pasaran Kabupaten Tasikmalaya minyak goreng masih tetap langka dan distribusi belum normal.

Bahkan di Pasar Singaparna, minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah, susah didapat masyarakat. Warga harus pulang dengan kekecewaan ketika minyak goreng yang akan dibelinya sudah ludes.

"Barusan ke minimarket mau beli minyak goreng kemasan tapi masih kosong. Lalu ke pasar, mau beli minyak curah, ternyata sama saja. Katanya sudah habis sejak pagi," ujar Heni (56) calon pembeli di Pasar Singaparna.

Baca Juga: Sepanjang Garis Pantai Selatan Tasikmalaya Rawan Penyelundupan, Waspadai Hal Seperti Kasus Sabu di Pangandaran

Kondisi ini pun ditemukan Polres Tasikmalaya bersama Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya yang melakukan inspeksi mendadak ketersediaan minyak goreng di pasar tradisional dan modern atau ritel di wilayah Singaparna, Kamis 17 Maret 2022.

Dalam sidak tersebut masih ditemukan kurangnya pasokan minyak goreng, baik minyak kemasan di minimarket dan minyak curah di pasar tradisional, sehingga masyarakat masih banyak yang tidak mendapatkan minyak goreng.

Hal ini karena pasokan atau suplai minyak goreng belum kembali ke situasi normal. "Kemarin masih ada, hari ini sudah habis. Saya tanya tadi kepada para pedagang rencananya besok akan datang lagi pasokan minyak gorengnya," kata Kapolres Tasikmalaya AKBP Rimsyahtono.

Baca Juga: Diduga Lapuk, Jembatan Penghubung Sukawening dengan Wilayah Perkotaan Garut Ambruk

Dikatakan dia, setiap hari Polres Tasikmalaya dan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengecekan ke Pasar Singaparna untuk mengecek persediaan minyak goreng. 

Meski ada perubahan harga, namun untuk mendapatkan minyak gorengnya masyarakat memang sedikit masih kesulitan. "Besok barang akan ada lagi. Semoga tidak ditemukan adanya penimbunan minyak goreng. Kalau ada kami pasti tindak," kata Rimsyah.

Rimsyahtono menghimbau kepada masyarakat agar tidak usah panik dan berbondong-bondong membeli minyak goreng. Sebab nanti akan berpengaruh kepada yang lainnya dan membeli minyak goreng secara berlebih. "Hal ini justru dikhawatirkan membuat stok barang tidak ada," ucapnya.

Baca Juga: Pilpres 2024, DPP GPP Targetkan Perolehan Suara Ganjar Pranowo di Jabar Sebesar 70%

Kasi Pengawasan Wasdal Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, Wawan Setiawan, menjelaskan, harga minyak goreng sudah dikembalikan kepada mekanisme pasar sejak 16 Maret pukul 00.00 WIB.

Akan tetapi, ia mengakui, sampai saat ini suplai minyak goreng tetap belum lancar dan merata, baik ke pasar tradisional maupun toko modern atau ritel. Pihaknya pun terus memantau distribusi barang agar lancar dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan barang.

"Tetapi sampai saat ini untuk suplai dari distributor belum lancar dan merata, baik ke pasar tradisional atau ke ritel. Di Singaparna, untuk minyak curah distributornya dari Garut, sementara minyak kemasan dari Kota Tasikmalaya," kata Wawan.

Baca Juga: Pembegalan di Jalan Alinayin Ciamis Digagalkan, Pengendara Motor Jadi Trauma Ketika Pulang Kerja Malam

Pasokan minyak goreng yang tersendat dirasakan pangkalan minyak goreng curah milik Hj. Piah. Permintaan yang tinggi membuat minyak goreng cepet ludes dalam sehari. Ia mendapatkan pasokan 10 ton minyak curah dalam dua hari sekali.

Namun hanya dalam sehari, minyak tersebut ludes dibeli konsumen. "Kemarin dikirim 10 ton minyak goreng curah, hari ini sudah habis. Paling besok di kirim lagi. Harga jual kami  keluarkan Rp 18.000, engak tahu kalau HET-nya Rp 14.000," kata Piah.

Pedagang kelontongan, Keling (47) mengaku masih susah mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan. Tokonya paling mendapatkan pasokan 10 karton minyak dalam seminggu.

Baca Juga: Kipli Tersangka Curanmor Spesialis Kosan Dibekuk di Cikalong Tasikmalaya, Diduga Beraksi Lebih Sekali

Itu pun terpaksa tidak dijual karena habis dipakai dirinya yang juga mempunyai usaha makanan ringan. "Kalau normal dulu saya terima 700 karton seminggu. Sekarang 10 karton saja satu minggu. Tetapi itu pun sudah habis dipakai di sini, enggak sampai dijual," ujar Keling.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler