KABAR PRIANGAN - Komunitas Warung Diskusi Komunikasi Persoalan Tasikmalaya (Warkop Tasikmalaya) kembali memberi dukungan moral bagi Direksi RSUD Tasikmalaya untuk menguatkan komitmen dalam membereskan carut marut pengelolaan rumah sakit tersebut.
Menurut mereka, peninjauan ulang soal kerja sama operasional (KSO) mulai dari penyediaan oksigen, darah, parkir, Hermodialisa dan lainnya harus dilakukan.
Karena Warkop Tasik mensinyalir bahwa KSO yang dilakukan tidak memberi keuntungan signifikan bagi rumah sakit dengan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Kerja sama dengan penasehat hukum yang menguras kocek RSUD sebesar Rp 200 juta per tahun pun jadi topik hangat saat komunitas yang dikomandani Ashmansyah Timutiah menggelar audiensi dengan Komisi IV DPRD, Rabu 20 April 2022.
Dalam audiensi itu, hadir pula Direksi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, Bagian Hukum Pemkot Tasikmalaya, Inspektorat, dan lainnya.
"Kalau sekiranya KSO yang dijalin nyatanya kurang menguntungkan kenapa dibiarkan saja. Sebaiknya revisi saja, apalagi kalau cash flow RSUD mengkhawatirkan seperti saat ini," kata Ashmansyah Timutiah yang kerap disapa Acong.
Menurutnya, keuntungan yang diberikan untuk RSUD dari setiap KSO hanya 15-25 persen dari keuntungan bersih. Kondisi itu membuat neraca keuangan sulit untuk terdongkrak.
Atas kenyataan itu, seluruh anggota komisi yang hadir pada audiensi mulai Ketua Komisi, H. Dede Muharam, Ahmad Djunaedi Sakan, Murjani, H. Badruzaman, Bagas Suryono maupun yang lain menegaskan bahwa semua KSO termasuk kerja sama dengan pengacara harus dievaluasi.
"Yang pasti bentuk kerja sama yang justru memicu in efisiensi harus dievaluasi, " ujar Bagas Suryono. Menurut Acong, Warkop kembali datang saking sayang terhadap fasilitas pemerintah yang kini nasibnya karut marut.
Baca Juga: Sekjen PAN Digugat Ade Armando, Wakil Ketua PAN Jabar: Para Kader PAN Siap di Belakang Pak Eddy
"Maka Warkop ingin mengajak semua pihak untuk sama-sama mendorong kemajuan dan perbaikan dalam internal RSUD. Semoga direksi yang sekarang diberi kekuatan dan istiqomah untuk membawa RSUD memberi layanan terbaik, karena kondisi RSUD sedang tidak baik-baik saja," kata Acong.
Direktur RSUD dr. H. Budi Trimandi mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas masukan dan dorongan moril yang diberikan kepada RSUD.
Mengenai kerja sama dengan pengacara yang dipersoalkan komunitas Warkop, Budi mengaku tengah mengkajinya sembari menunggu rekomendasi dari inspektorat.
Hanya secara prinsip, pihaknya tak keberatan bila kerja sama yang dianggap tidak efisien untuk dievaluasi bersama.
"Secara prinsip kita Oke untuk pemutusan kerja sama dengan pengacara. Meski sebenarnya kita juga perlu, manakala pihak RSUD sedang berperkara. Jadi sifatnya tentatif saja," ujar Budi.
Hanya saja, pihaknya menunggu rekomendasi Inspektorat untuk menguatkan dasar yang akan dipakai dalam rencana pemutusan kerja sama dengan pengacara tersebut.***