Industri Kreatif Direspon Pasar Global, Abah Eje Berharap Pemkot Tasikmalaya Melestarikan Kerajinan Mendong

3 Juli 2022, 22:51 WIB
Abah Eje, pakai topi merah berdialog dengan sejumlah awak media. * /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Permintaan pasar luar negeri terhadap produk kerajinan tangan berbahan baku mendong dari Tasikmalaya masih cukup menjanjikan. Ceruk pasar tersebut jadi peluang yang gurih untuk dimaksimalkan. 

Aneka produk interior rumah, pernak pernik perhotelan, stationary, keranjang, kotak penyimpanan dan lain-lain sangat diterima pasar dalam dan luar negeri.

Sebagai kota yang dikenal dengan industri kreatif, masyarakat maupun stakeholder yang ada di Kota Tasikmalaya sudah sepantasnya turun tangan dalam upaya  melestarikan dan mendukung ekonomi kerakyatan yang sudah jadi ikon dan budaya Kota Resik ini.

Baca Juga: Angin Kencang Cuaca Ekstrem, Pohon Kelapa Tumbang Timpa Rumah Warga Pamarican Ciamis

Adaptif terhadap perkembangan dan selera pasar akan menjadi kekuatan untuk move on atau bersaing di tengah gempuran kompetitor yang menawarkan produk murah berbahan baku plastik.

Kucuran dana lunak dari lembaga keuangan maupun pemerintah dalam memburu keuntungan pada lini usaha itu masih sangat ditunggu.

"Itu jadi upaya lahiriah dan harus terus dipelihara. Upaya batiniah pun jangan dikesampingkan," ujar Zainal Muttaqin, pengusaha kerajinan mendong asal Kampung Pagergunung Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya saat berdialog dengan Tim Press Tour Bank BNI, Sabtu 2 Juli 2022.

Baca Juga: Maling Apes, Motor Curian Kehabisan Bensin. Disergap Warga Ketika Isi Bensin di Pertamini di Bantarkalong

Produk Abah Eje, sapaan akrab Zainal Muttaqin sendiri jadi salah satu handycraft  yang bisa bertahan dari terpaan badai pandemi Covid-19 yang memorakporandakan semua segmen ekonomi.

Malah di bawah bendera CV Mendong Jaya, Abah Eje masih mengincar pasar global dalam upaya membawa nama produk Tasikmalaya melanglangbuana dan tentu saja memacu kesejahteraan para pelaku usahanya.

Selain tembus pasar dunia, dia juga menjadi pemasok kebutuhan pernak-pernik hotel berbintang mulai dari sandal hotel, topi untuk tamu hingga tatakan gelas.

Baca Juga: Tanki Truk Pengangkut BBM Bocor, Pertalite Berceceran di Jalan. Gara-gara Bersenggolan dengan Backhoe

Semuanya berbahan mendong dan kini banyak nangkring menghiasi dekorasi dan interior hotel berbintang, terutama di Bali.

Untuk pasar ekspor, dia rata-rata bisa mengirim 2 kontainer produk kerajinan mendong dengan tujuan pasar negeri paman syam.

"Memang fluktuatif, namanya juga usaha," kata pria kelahiran tahun 1963. Saat ini, dengan kapasitas 120 orang karyawannya, dia memiliki 100 item produk kerajinan berbahan mendong.

Baca Juga: Niat Bela Robert Rene Albrets, Achmad Jufriyanto Malah Tuai Hujatan Bobotoh: Belajar Nendang Lagi Ya  

Perjalanan Abah Eje dalam menapaki karier usahanya memang tidak semudah yang dibayangkan.

Terlebih saat pandemi, dimana banyak pesanan dari berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Jepang dan Korea yang "teu kaladangan" (tak terpenuhi) hingga terpaksa dibatalkan.

Penyebabnya tiada lain soal sektor logistik, karena orang harus tidak bekerja dan harus berada dirumah.

Baca Juga: Angin Kencang Cuaca Ekstrem, Pohon Kelapa Tumbang Timpa Rumah Warga Pamarican Ciamis

Disaat sulit inilah, uluran tangan BNI  diakui dia datang memberi suntikan modal setelah gagal meyakinkan banyak perbankan.

Karena dianggap layak, dia dipercaya mendapat pinjaman semacam kredit usaha rakyat sebesar Rp500 juta dalam rentang enam bulan dan kemudian dapat tambahan hingga Rp1 Miliar.

Usaha dia bisa bergerak kembali, terlebihnya prosesnya tidak ribet. "Saya ingat tiga hari langsung cair. Saya kira BNI berani. Karena itu saya respek dan punya motivasi untuk menjawab kepercayaan itu dengan membayarnya tepat waktu," ujarnya seraya tertawa.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler