Inovasi Berdagang Cilok Keliling Ala Warga Panumbangan Ciamis, Pakai Vespa Jadul Bawa Rezeki

4 Juli 2022, 22:19 WIB
Aris Risyandi (45) warga Desa Sukakerta, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, berjualan cilok menyusuri Jalan Panumbangan-Situ Lengkong Panjalu, untuk memenuhi kebutuhan hidup.* /Kabar-Priangan.com/Agus Pardianto


KABAR PRIANGAN - Berjualan menggunakan gerobak adalah hal yang biasa. Namun berbeda dengan pedagang keliling umumnya, seorang pedagang cilok di Desa Sukakerta, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Aris Risyandi (45).

Dari ratusan bahkan ribuan tukang cilok di Kabupaten Ciamis, boleh jadi, Aris beda sendiri. Ia berinovasi berjualan cilok keliling dari kampung ke kampung dengan menggunakan Vespa. 

Tidak hanya itu, Aris pun menamakan cilok buatannya dengan nama Cilok Vespa. Banyak
pembeli ciloknya yang tertarik awalnya karena ia dagang dengan memakai Vespa.

Baca Juga: Kantor Kejari Ciamis Direhab Biaya Rp 1,9 Miliar Pakai Pakta Integritas, Ermia: Supaya Tak Ada Permainan

Aris sudah berjualan cilok (aci dicolok) sejak lima tahun lalu. Penghasilannya saat ini rata-rata sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu per hari.

"Alhamdulillah dari jualan cilok ini bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa menabung dan menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi," kata ayah dua anak yakni anak sulung perempuan kuliah tahun kedua di IAILM Suryalaya, dan anak bungsu laki-laki kelas VI SD.

Menurut Aris, saat jualan sedang sepi dirinya dapat Rp 200 ribu sehari, tapi kalau hari libur atau sedang ramai bisa dapat Rp 500 ribu.

Baca Juga: Puluhan Tahun Dibiarkan Rusak, Warga Kampung Cilangir Memblokir Jalan di Cibiuk Garut

Seperti halnya saat liburan Lebaran lalu menjadi hari-hari penuh berkah bagi dirinya. Selama
seminggu libur Lebaran ia bisa menjual 10 kg sampai 15 kg cilok.

"Libur Lebaran kemarin, lumayan panen. Sehari bisa habis 10 sampai 15 kg cilok. Bisa bawa pulang Rp 1 juta, malah pernah satu kali Rp 1,5 juta," ujarnya, Senin 4 Juli 2022.

Setiap hari, dari pagi sampai sore Aris biasa mangkal di Objek Wisata Situ Lengkong Panjalu dengan Vespa warna hijau metalik.

Baca Juga: Harga Cabai Meningkat, Tingkat Penjarahan Kebun Cabai Juga Meningkat. Polisi Tingkatkan Patroli di Kebun Cabai

"Jualannya tidak langsung di Situ Lengkong, tapi dalam perjalanan dari Panumbangan ke Panjalu pulang pergi tetap jualan di jalan, atau nongkrong mencari tempat yang sedang ramai orang," ujarnya.

Diceritakan Aris, sebelum berjualan cilok, dirinya selama tujuh tahun sempat menjadi tukang kredit perabotan rumah tangga seperti katel, piring, wajan, sapu hingga sandal. Ia berjualan di daerah Condet, Pasar Rebo, Jakarta.

Hingga akhirnya memilih pulang kampung dan berjualan cireng di rumahnya dekat Gedung Dakwah Panumbangan Ciamis. "Awalnya jualan cireng, kemudian berkembang jadi jualan cilok keliling. Idenya dari istri saya dan sampai sekarang sudah lima tahun jualan cilok," ucapnya.

Baca Juga: Penetapan Hari Raya Idul Adha Terjadi Perbedaan, Ini yang Dikatakan Ketua MUI Garut, KH Sirojul Munir

Aris memang penggemar berat Vespa. Motor yang digunakan untuk berjualan cilok tersebut merupakan Vespa Super keluaran tahun 1976. Ia mendapatkan dari kakaknya 12 tahun lalu.

"Saya belinya dari kakak sendiri, 12 tahun lalu. Kebetulan kakak saya waktu itu butuh ongkos untuk berangkat ke Sumatera," ujarnya.

Ditambahkannya, saat itu ia memberi Vespa Rp 1,5 juta. Sekarang Vespa jadul nan antik itu sudah ada yang menawar Rp 10 juta, namun Aris tak akan menjualnya. "Enggak akan dilepas. Ini kan modal utama jualan cilok. Namanya juga Cilok Vespa," ujarnya.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler