KABAR PRIANGAN - Kemasyhuran pendiri Pondok Pesantren Cilenga, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, KH. Muhammad Syabandi atau dikenal sebagai Mama Sepuh Cilenga, kini diabadikan menjadi nama seruas jalan di Kecamatan Sariwangi.
Secara resmi, pemberian nama jalan KH. Muhammad Syabandi, sang pendiri pondok pesantren Cilenga ini dilakukan oleh Bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, pada Senin 22 Agustus 2022.
Sehingga kini masyarakat bisa menyebut jalan sepanjang sembilan kilometer ini dengan Jl. KH. Muhammad Syabandi, sang pendiri Pondok pesantren Cilenga.
Baca Juga: Anak Korban Kebakaran Akibat Hape Meledak di Cimerak Purbaratu Akhirnya Meninggal Dunia
"Penamaan jalan ini adalah bagian cara kita untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan KH. Muhammad Syabandi membangun sebuah peradaban Islam pada zamannya. Bahkan terpatri dan dikenang hingga saat ini," ujar Ade Sugianto.
Penggunaan nama KH. Muhammad Syabandi sebagai nama jalan, terang dia, tidak terlepas dari harapan pihak keluarga Mama Sepuh Cilenga. Termasuk masyarakat Tasikmalaya khususnya warga Cilenga, Kecamatan Sariwangi.
Maka Bupati berharap, penamaan jalan ini menjadi ikhtiar untuk menggaungkan kembali semangat KH. Muhammad Syabandi, membangun kehidupan lebih mulia dan bermanfaat.
Anak, cucu, cicit, hingga keluarga besar Mama Sepuh Cilenga turut hadir dalam peresmian nama jalan ini.
Semua yang hadir mengamini setiap doa sambil mengenang almarhum Mama Sepuh yang karena kealimannya melahirkan banyak kyai/masyaikh di Tasikmalaya bahkan di Jawa Barat.
Penamaan nama Jalan KH. Muhammad Syabandi ini sesuai dengan Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor 100/Kep.225-Tapem/2022, yang mengukuhkan bentangan jalan dari mulai pertigaan Jalan Raya Cijoho, Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, sampai dengan ujung Kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi.
Perlu diketahui, KH. Muhammad Syabandi lahir di Cilenga pada tahun 1887 M dan wafat pada tahun 1947 M. Beliau hidup satu zaman dan satu era dengan pendiri organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahab Hasbullah.
Sebelum mendirikan Pondok Pesantren Cilenga pada tahun 1917, Mama Sepuh pernah ngaji di beberapa ulama besar nusantara, hingga kemudian beliau berangkat haji ke Tanah Suci.
Di usianya yang masih 17 tahun, Mama Sepuh Cilenga pergi ke Mekkah dan berguru langsung kepada Syekh Mahfuzh bin Abdullah At-Tarmasi, selama kurang lebih 13 tahun.***