Kampus STMIK Tasikmalaya Ditutup, Ini 7 Tuntutan Mahasiswa saat Demo!

27 Maret 2023, 15:00 WIB
Salah seorang peserta aksi membacakan tujuh tuntutan di hadapan Rektor STMIK Tasikmalaya /kabar-priangan.com/Dian Maldini

KABAR PRIANGAN - Kampus STMIK Tasikmalaya ditutup oleh Kemendikbud Ristek atas 40 temuan pelanggaran data, sejak Jumat 24 Maret 2023.

Kampus yang beralamat di Jalan RE Martadinata Kota Tasikmalaya Jawa Barat ini memiliki 800 mahasiswa aktif yang terdaftar di kelas Reguler dan Karyawan.

Miris, nasib ratusan mahasiswa kini terombang-ambing tanpa kejelasan apapun akibat pencabutan izin operasional oleh Kemendikbud Ristek.

Baca Juga: Meski Ada Korban Kelas Jauh Ilegal, Kampus STMIK Tasikmalaya Tetap Membantah

Menyikapi permasalahan itu, ratusan mahasiswa STMIK Tasikmalaya melakukan aksi mengepung Kampus pada Senin 27 Maret 2023 pagi dengan menuntut kerugian material dan moril.

Usut punya usut, sejumlah mahasiswa dan alumni yang berkuliah di Kampus STMIK Tasikmalaya bermasalah akan datanya di PDDikti. Bahkan, banyak yang tidak terdaftar.

Para peserta aksi mengenakan pakaian hitam, mulai berorasi di Alun-Alun Indihiang menuju Aula Restu SKy di Kampus STMIK Tasikmalaya.

Baca Juga: Izin Kampus STMIK Tasikmalaya Dicabut Kemendibud Ristek, Begini Nasib Mahasiswa!

Plt Ketua STMIK Tasikmalaya, Rahadi Deli Saputra menuturkan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas kerugian yang menimpa mahasiswanya.

"Hasil musyawarah Minggu (26/3/2023), langkah pertama yaitu penyelamatan mahasiwa dengan cara merger dengan PTN yang serumpun. Insya Allah akan kami mulai besok. Karena ini kan urgent dan kritis, surat pencabutannya kan diterima hari Jumat," kata Rahadi saat dijumpai wartawan Kabar Priangan.

Terkait 40 temuan PDDikti atas pencabutan izin Kampus STMIK Tasikmalaya, pihak kampus enggan memberikan jawaban. Bahkan, Rektor STMIK Tasikmalaya Restu Adi Wiyono menolak diwawancara wartawan saat berada di lokasi.

Baca Juga: Cara Mengatasi Set Top Box Tidak Ada Gambar tapi Ada Suara, Berikut Ini Langkah-Langkahnya!

"Yang jelas, alasannya karena kompleksitas data," ucap Rahadi.

Guna meredam peserta aksi yang sempat memanas, Rektor STMIK Tasikmalaya Restu Adi Wiyono dan Plt Ketua STMIK Tasikmalaya Rahadi Deli Saputra menemui para peserta aksi.

Dalam kesempatan itu, peserta aksi melayangkan tujuh tuntutan yang ditanda tangani bersama melalui nota kesepakatan.

"Ada tujuh poin tuntutan yang kami ajukan untuk Pak Restu dan Pak Rahadi," kata Korlap Aksi, Heru Akbar.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Bandung yang Lagi Hits Malam Hari, Cocok Sambil Ngabuburit Asik!

"Poin pertama, minta penjelasan secara transparan dan terperinci mengenai pelanggaran Kampus STMIK Tasikmalaya yang berakibat pencabutan izin Perguruan Tinggi. Kedua, meminta pertanggung jawaban Yayasan untuk memenuhi hak mahasiswa yang timbul akibat pencabutan izin ini," ucap Heru.

Para mahasiswa pun menuntut Kampus STMIK Tasikmalaya untuk memperbaikki, melengkapi, dan memasukkan data mahasiswa yang tidak terdaftar di PDDikti.

Selain itu, biaya pindahan ke kampus lain hingga persoalan penerbitan ijazah, peserta aksi menuntut tegas supaya cepat dilakukan dalam kurun waktu dua minggu.

Baca Juga: Kualitas Kolang-kaling Salawu Tasikmalaya Bagus, Saat Ramadhan Dipesan Pembeli Berbagai Daerah hingga Jatim

Dalam aksi tersebut, salah satu orang tua mahasiswa, Santi Permana (40) warga asal Cibalong, bersikeras akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Bahkan, dirinya telah melayangkan surat ke DPRD Kota Tasikmalaya.

"Kami selaku orang tua mahasiswa merasa sangat dirugikan. Anak saya semester 4 di STMIK Tasikmalaya. Rugi waktu dan materil," kata Santi.

"Yang jelas kami sudah kirimkan surat pengaduan ke DPRD Kota Tasikmalaya untuk menengahi. Pak Rektor dan Ketua STMIK Tasikmalaya wajib hadir. Kamipun akan undang media," jelasnya.

Baca Juga: Penemuan Mayat Hebohkan Warga Linggasari Ciamis, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Sementara itu, Rektor STMIK Tasikmalaya Restu Adi Wiyono meminta mahasiswa untuk sabar menunggu penyelesaian.

"Kami harap mahasiswa sabar menunggu, karena mau tidak mau ini sudah terjadi. Kita cari jalan alternatif yang terbaik, yang paling jelas kami akan bertanggung jawab terkait pemindahan mahasiswa ke kampus lain," tutur Restu.***

Editor: Dian Maldini

Tags

Terkini

Terpopuler