Beras Mahal Picu Ratusan Penggilingan Padi di Kota Tasikmalaya Terancam Gulung Tikar

19 Februari 2024, 18:17 WIB
Salah satu pabrik penggilingan padi di Jalan Air Tanjung Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya terlihat tidak beroperasi alias tutup, Senin, 19 Februari 2024. /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Jasa penggilingan padi di Kota Tasikmalaya terancam gulung tikar bahkan ada yang sampai tutup usaha. Kondisi tersebut dipicu melambungnya harga beras sejak dua bulan terakhir. Akibatnya banyak karyawan jasa penggilingan padi terpaksa dirumahkan.

Mundurnya masa panen dampak dari musim panas kemarin menjadi faktor harga gabah dan beras tidak seimbang sehingga berdampak pada sepinya usaha sejumlah penggilingan padi di Kota Tasikmalaya. 

Salah satu pemilik jasa penggilingan di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Budi Nugraha (46), mengakui melambungnya harga beras berdampak bagi usahanya. 

Baca Juga: Dua Partai di Kota Tasikmalaya Paling Merasakan Dampak Pencapresan Anies-Cak Imin

"Ya sudah hampir dua bulan harga gabah sangat tinggi bahkan menyentuh angka Rp900.000 per kuintal. Tingginya harga gabah tersebut tidak seimbang dengan harga beras walaupun beraspun sekarang harganya tinggi," ujarnya.

Ditambah lagi kata dia, untuk masyarakat yang menggunakan jasa penggilingan beras juga sudah jarang bahkan bisa dibilang tidak ada. Hal itu jelas Budi, dikarenakan, di daerahnya sejak dilanda musim kering lalu belum ada petani yang melaksanakan panen. 

"Kalau untuk di Kecamatan Kawalu sejak kemarau kemarin jarang sawah yang sudah dipanen, kebanyakan baru ditandur bahkan ada juga yang baru digarap akibat suplai air lahan pesawahan kebanyakan mengandalkan air hujan," ujarnya.

Baca Juga: Muslimat Kota Tasikmalaya Bahas Balagan Kitab Kuning, Bukti Kecintaan Terhadap NU

Sehingga ujar Budi, jika dipaksakan beroperasi, hadil dari usaha tidak dapat tertutupi biaya operasional jada penggilingannya ditutup dan semua karyawannya dirumahkan.

Hal yang sama dikatakan pengusaha penggilingan padi lainnya Atang Rusamsi (62) pemilik pabrik penggilingan padi di Sumelap Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

Menurutnya kondisi kali ini membuat para pengusaha penggilingan padi di Tasikmalaya terancam gulung tikar. 

Baca Juga: Cuaca Panas dan Ingin Berenang? Ini 3 Tempat Wisata Air Favorit di Tasikmalaya Bisa Jadi Salah Satu Pilihan

Dia mengungkapkan, dari ratusan penggilingan padi yang ada di Kecamatan Tamansari, saat ini hanya tersisa sekira puluhan penggilingan padi yang masih beroperasi.

Mayoritas yang tutup adalah penggilingan padi tradisional atau skala kecil.

"Ya saya tau kan punya grup sesama pemilik pengillingan padi, kita saring ngobrol, ada yang ngeluh kadang saling ngasih masukan agar tetap bisa bertahan. Sehingga mana yang sudah tutup dan mana yang masih beroperasi kita tahu," ujarnya.

Baca Juga: Ini Penyebabnya Penumpukan Sampah di Kota Tasikmalaya Pasca Pemilu

Masa Panen Lambat 

Menurut Atang, sejak harga gabah tinggi, omset usaha penggilingan mengalami penurunan hingga 60 persen lebih juga akibat masa panen yang melambat. 

"Adalah sekitar 70 persen penggilingan yang gullung tikar, kebanyakan yang gulung tikar yaitu penggilingan skala kecil," kata Atang.

Dirinya berharap pemerintah menggelontorkan impor tidak hanya dalam bentuk beras namun juga dalam bentuk gabah sehingga mereka dapat dilibatkan.

Baca Juga: Dua Mahasiswa Tasikmalaya Pamer Inovasi Heulang Galunggung, Mobil Listrik Revolusioner

"Harapan kita dari pengusaha kita dilibatkan dalam proses impor produk gabah oleh pemerintah. Supaya penggilingan kita dilibatkan untuk nantinya menggiling dari gabah impor itu tadi," terangnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler