Bangunan BLK Komunitas di Rancah Ciamis Dibiarkan Terbengkalai Padahal Miliki Peralatan Standar Nasional

20 Februari 2024, 15:31 WIB
Kondisi bangunan BLKK yang berada di Dusun Kertajaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah kini dibiarkan terbengkalai. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Karena terkendala dengan anggaran setelah Covid -19, kondisi sarana Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas yang di kelola Yayasan Janatu Salam di Dusun Kertajaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis sudah satu tahun kini dibiarkan kosong dan terbengkalai. 

Padahal, kondisi bangunan serta perlengkapan BLK Komunitas tersebut baru dibangun pemerintah tiga tahun lalu, bahkan sudah didukung dengan peralatan yang standar nasional serta para instruktur yang sudah bersertifikasi. 

Awalnya keberadaan program BLK Komunitas di wilayah tersebut merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan sebaran lembaga pelatihan kerja, serta mendekatkan akses pelatihan kepada masyarakat atau komunitas. 

Baca Juga: Harga Komoditi Bahan Pokok di Pasar Manis Ciamis Alami Kenaikan, Ini Penyebabnya

Dengan adanya BLK Komunitas diharapkan masyarakat memiliki keterampilan yang mampu terserap oleh dunia usaha dan industri.

Pantauan Kabar Priangan di lokasi, bangunan tampak minim perawatan. Terlihat  beberapa bagian bangunan seperti  ruang workshop sudah ada yang rusak, serta pada bagian halaman sudah tidak terawat. 

Ketua Yayasan Janatu Salam BLK Komunitas Kecamatan Rancah, Tatang saat dihubungi lewat telepon selulernya oleh kepala Desa Rancah Yoyo Waryo, beberapa waktu lalu mengatakan, bangunan ini dibangun pada tahun 2020 lalu oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan. 

Baca Juga: KPU Ciamis Pantau Penghitungan Suara Pemilu 2024 di Tingkat Kecamatan

"Yayasan BLKK yang kami kelola ini, merupakan program dari pemerintah melalui Kementrian Ketenagakerjaan yang dikelola komunitas, sehingga untuk pengembangannya juga harus secara mandiri,"jelasnya.

"Awalnya, ketika BLKK ini dibangun oleh pemerintah kita diberi enam paket untuk pelatihan, namun karena terkena covid, jadi tiga paket, sehingga selama tiga tahun ini kita hanya mengelola tiga paket dan sisanya mandiri," jelasnya. 

Menurut dia, pihaknya didorong oleh pihak kementrian untuk bisa bekerjasama dengan pihak pemerintah desa, karena di desa itu ada anggaran dari Dana Desa sebesar 30 persen untuk kegiatan pemberdayaan termasuk pelatihan keterampilan seperti ini. 

Baca Juga: Petani di Kota Banjar Curhat ke Polisi Terkait Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Begini Tanggapan DKPPP

"Kami sangat terbuka serta berharap pada pihak pemerintah desa serta pemerintah daerah untuk bisa bekerjasama agar BLKK ini bisa berjalan kembali, " ungkapnya. 

Desa Mendukung

Sementara kepala Desa Cisontrol, Yoyo Waryo, pihaknya sangat setuju dan mendukung sekali dengan adanya BLKK di Desa Cisontrol Kecamatan Rancah, sehingga dengan adanya BLKK masyarakat terutama para pemuda dan pemudi yang putus sekolah bisa dibina dan mendapatkan keterampilan khusus dan nantinya bisa tersalurkan mendapatkan pekerjaan. 

"Kami sangat merespon, dan menunggu untuk bekerjasama dengan pihak BLKK, karena di wilayah kami juga masih cukup banyak pemuda yang belum mendapatkan pekerjaan, kalau ini dijalankan kembali paling tidak mereka punya keterampilan dan bisa tersalurkan," jelasnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler