KABAR PRIANGAN - Belasan penyandang disabilitas netra yang tergabung dalam majelis taklim Tuna Netra Al Hikmah Cintarasa Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya menggelar tadarus braille di sebuah rumah makan cepat saji di Jalan Ir.H.Djuanda Minggu 17 Maret 2024.
Kegiatan itu sengaja digelar untuk para penyandang tuna netra bisa merasakan suasana lain sembari menyebarkan semangat dan berbuat kebaikan.
Dalam Tadarus Online Al Qu'ran braille, para penyandang tunanetra menyelesaikan juz 30.
Baca Juga: Viral Video Perkelahian antar Supir Truk, Diduga Terjadi di Ciamis atau Tasikmalaya
Mereka tampak menikmati dan cukup fasih dalam melantunkan surat demi surat yang ada di juz 30 itu.
Ketua Yayasan Tuna Netra Al-Hikmah Kota Tasikmalaya, Mamat Rahmat, menyampaikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan bagi mereka untuk tetap menyampaikan syiar agama Islam dan memotivasi sesama penyandang tuna netra.
"Tadarus di bulan suci Ramadan merupakan aktivitas jemaah kami dan menjadi agenda rutin setiap tahunnya," ungkap Mamat Rahmat, Minggu 17 Maret 2024.
Baca Juga: Belasan Pasutri di Kota Tasikmalaya yang Nikah di Bawah Tangan, Dapat Bantuan Surat Nikah Gratis
Melantunkan Ayat Suci
Ia juga merasa bahagia atas kesempatan untuk melantunkan ayat suci Al Quran dalam tadarus online di sebuah restoran cepat saji.
"Saya sangat bahagia diberikan kesempatan untuk melaksanakan tadarus di tempat yang berbeda dari biasanya," ujarnya.
Dengan pendekatan Al Qur'an yang sesekali dikaji maknanya, para penyandang tuna netra akhirnya bisa menerima kekurangan itu jadi sebuah anugrah.
"Karena boleh jadi kalau kita bisa melihat, para penyandang tuna netra akan banyak melihat kemaksiatan yang nanti akan di hisab di akhirat," kata Mamat.
Dengan pendekatan Al Qur'an yang sesekali dikaji maknanya, para penyandang tuna netra akhirnya bisa menerima kekurangan itu jadi sebuah anugrah.
"Karena boleh jadi kalau kita bisa melihat, para penyandang tuna netra akan banyak melihat kemaksiatan yang nanti akan di hisab di akhirat," kata Mamat.
Kegiatan itu bisa dilaksanakan berkat campur tangan dari para pegiat disabilitas mulai pendidik di SLB, komunitas Pagar Tasik, Republik Aer dan lainnya.***