Duh Miris! Kecanduan Game Online Penyebab 11 Pelajar di Tasikmalaya Nekat Lakukan Aksi Pencurian

- 18 Februari 2021, 19:28 WIB
Polisi terpaksa mengamankan 11 berstatus pelajar karena melakukan pencurian buku paket di salah satu SD di Kota Tasikmalaya
Polisi terpaksa mengamankan 11 berstatus pelajar karena melakukan pencurian buku paket di salah satu SD di Kota Tasikmalaya /kabar-priangan.com / Ema Rohima/

KABAR PRIANGAN - Aksi nekat 11 pelajar SD dan SMP yang melakukan pencurian buku di SDN 2 Tugujaya, Jalan Mayor SL Tobing, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, ternyata karena kecanduan game online.

Buku hasil curian itu dijual dan uangnya digunakan untuk main game online. Mereka ditangkap jajaran Reskrim Polsek Cihideung, Polresta Tasikmalaya, Rabu (17/2/2021) malam.

"Mereka diamankan Rabu malam sekira pukul 21 WIB. Petugas piket mendapat informasi dari warga bahwa telah mengamankan orang diduga pelaku pencurian," kata Kapolsek Cihideung, Kompol. Zaenal Muttaqin kepada wartawan, Kamis, 17 Pebruari 2021.

Baca Juga: Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf Akhirnya Akan Disuntik Vaksin

Menurutnya, atas informasi tersebut petugas langsung mendatangi lokasi. Benar saja, saat itu ada empat anak yang diduga sebagai pelaku pencurian buku paket.

Setelah diintrogasi, ternyata keempatnya mengaku melakukan aksi pencurian. Bahkan, masih ada tujuh pelaku lainnya. Atas pengakuannya itu, petugas pun langsung bergerak dan mengamankan 7 pelaku lainnya.

"Dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi dan pelaku, diperoleh keterangan aksi pencurian itu sudah dilakukannya sebanyak tiga kali," ucapnya.

Baca Juga: BMKG Catat Gempa 3,8 M Guncang Wilayah Pangandaran

Dikatakan Zaenal, para pelaku masuk melalui jendela ke runag kelas 1 dan 2, selanjutnya para pelaku menggasak buku paket yang berada di ruang kelas tersebut.

Adapun aksi pencurinya baru diketahui, sewaktu saksi Asep Wahyu yang merupakan penjaga sekolah mengecek tiap ruangan sekolah. Kala itu saksi kaget, mendapati ruang kelas 1 dan 2 dalam kondisi berantakan, pintu lemari terbuka dan sebagian buku di ruangan tersebut hilang.

Saat itu Asep juga melihat jendela kelas terbuka. Sadar ada yang tidak beres, Asep pun melaporkan ke kepala sekolah dan komite. Peristiwa pencurian tersebut pun tersiar kepada warga di sekitaran sekolah.

Baca Juga: Duuuuh ! Bukannya Belajar, 11 Pelajar di Tasikmalaya Malah Kompak Mencuri di Sekolah

Tidak beberapa lama, ada informasi dari warga ada seorang pelaku berinisial RG yang mengaku telah melakukan pencurian buku bersama teman-temannya. Warga pun langsung mengamankannya dan melaporkan ke polisi.

"Saat diinterogasi, para pelaku mengakui telah mengambil buku-buku paket dari sekolah untuk dijualnya," kata dia.

Ternyata, lanjut Zaenal, para pelaku melakukan pencurian bergantian tiga hari berturut-turut yakni pada Jumat, 12 Pebruari 2021, Sabtu 13 Pebruari 2021 dan Minggu 14 Pebruari 2021 dengan sasaran buku pelajaran yang tersimpan di lemari ruang kelas.

Selanjutnya buku hasil curian tersebut dijual oleh para pelaku kepada tukang loak di daerah sekitaran Paseh. Uang hasil penjualan buku itu sebesar Rp 600.000, dibagikan dan digunakan untuk bermain game online.

"Pengakuan para pelaku melakukan tindak kriminal tersebut karena tidak bisa menahan hasrat untuk bermain game online. Sejak sekolah sistem daring, para pelaku memanfaatkan dengan bermain game online, " ucap Zaenal.

Baca Juga: Wagub : Klaster Pesantren Hanya 0,02 Persen dari Jumlah Pesantren di Jawa Barat

Zaenal menjelaskan, apa yang dilakukan para pelajar SD dan SMP ini tidak hanya membuat kaget keluarga, namun pihaknya juga. Ini menjadi peringatan keras bagi sekolah dan orang tua yang putra putrinya melaksanakan pembelajaran online.

Di satu sisi, pembelajaran online menjadi solusi saat di tengah Pandemi Cobid-19. Namun di sisi lain, dampak buruknya juga mengintai. Salah satunya, anak jadi terpapar gadget lebih lama bahkan bukan tidak mungkin akan kecanduan mengingat masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang cukup lama.

"Para orang tua harus mengawasi anak-anaknya saat bermain hape. Jangan sampai anak malah kecanduan, seperti yang terjadi saat ini. Adapun terkait para pelaku dikembalikan ke orang tua untuk diberikan pembinaan," ungkapnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah