Isolasi mandiri terpusat di Wisma Haji dilakukan untuk memudahkan pemantauan serta meminimalisir penyebaran Covid-19 semakin meluas.
Baca Juga: Bus Masuk Jurang, 27 Korban Meninggal Dunia, Satu Lagi Masih Dievakuasi
Ayi menambahkan, klaster senam Desa Puspahiang muncul pascakeberangkatan klub senam ke papandayan Kabupaten Garut. Mereka yang terpapar bukan hanya anggota klub senam tetapi juga keluarga dan yang kontak erat.
"Semuanya ada 47 orang. Di luar Puspahiang, masih ada 3 orang yang belum diswab dari klaster senam ini," tambah Ayi.
Sebelum diberangkatkan ke Wisma haji untuk isolasi mandiri terpusat, sempat terjadi penolakan dari beberapa pasien yang terpapar Covid-19. Namun berkat edukasi dari unsur muspika, mereka pun bersedia untuk dibawa ke Asrama Haji.
Baca Juga: Bus Sri Padma, Kendaraan ke Empat yang Masuk Jurang di Tanjakan Cae: Korban Sebelumnya 12 Orang
"Tadi memang sempat ada yang menolak saat pasien dijemput. Namun itu salah faham saja. Dia tidak mau dijemput ambulans maunya pakai mobil desa saja," jelas Kapolsek Puspahiang, AKP Asep Nurzaman.
Akan tetapi pihak kepolisian, TNI dan petugas medis terus memberi edukasi dan pengertian. Hingga akhirnya mereka semua mau dibawa menggunakan ambulans ke Wisma Haji di Singaparna.***