Hikmah Ramadan: Puasa, Sarana Pengendalian Hawa Nafsu

- 27 April 2021, 12:02 WIB
KH Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, M.Ag, Pengasuh Pesantren Darussalam Ciamis
KH Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, M.Ag, Pengasuh Pesantren Darussalam Ciamis /DOKPRIBADI/

Sahabatpun bertanya, "Ya Rasulullah, musuh apa yang besar itu dan datangnya secara tiba-tiba?". Rasullulah SAW menjawab, "Musuh yang besar itu adalah hawa nafsu". Jadi, hawa nafsu adalah musuh yang sangat besar. Maka, bagi orang yang beriman tentu perlu senjata yang sangat kuat dalam memeranginya.

Alat itu tentu bukanlah senjata yang digunakan dalam pertempuran biasa atau tombak dan pedang. Namun, senjata yang muktahir itu adalah keimanan kuat yang tertanam dalam hati. Itulah senjata otomatis yang harus di miliki oleh umat muslim. Sebab, senjata itulah yang dapat memerangi ancaman dalam meluluhlantahkan keimanan seseorang.

Pengendalian hawa nafsu, tentunya, harus dibarengi dengan niat yang kuat untuk tidak mengikutinya. Pasalnya, hawa nafsu yang dibiarkan begitu saja tanpa ada niat untuk memeranginya, niscaya sulit sekali untuk melepaskannya.

Hal tersebut seperti menurut Imam Muhammad bin Sa’id al-Bushairi, dalam karya besarnya "Qasidah al-Burdah". Di situ, beliau menyatakan, "Nafsu itu ibarat bayi, bila Anda membiarkan bayi itu begitu saja, niscaya sampai dewasa ia tetap menetek pada ibunya. Namun, bila Anda menyapinya, niscaya bayi itu berhenti pula dari menetek kepada ibunya”.

Perjuangan dalam memerangi hawa nafsu bukanlah perjuangan yang harus mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin. Namun, itu adalah perjuangan yang di laksanakan hanya dengan berpegang teguh terhadap nilai-nilai Ilahi. Itu harus berpegang teguh terhadap ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Tentunya, hal itu dalam bentuk kendali, strategi dan teknik untuk upaya pengendalian hawa nafsu.

Prasyarat utama yang harus di penuhi oleh manusia untuk mencari dan menemukan kemenangan dalam hidupnya adalah mengekang hawa nafsunya. Cara mengekang hawa nafsu dan memerangi para pengikut syetan, yaitu harus tetap berpegang tegung pada ajaran Alqur’an dan Sunnah. Maka, bila manusia telah mampu memenuhi prasyarat ini, tentunya, ini jadi sebuah perjuangan atau jihad dalam arti yang sesungguhnya.

Memerangi hawa nafsu, tentunya sebuah pekerjaan yang di anggap mudah apabila selalu berpegang teguh terhadap tali (agama) Allah SWT. Sedangkan, hal itu bisa di anggap berat apabila kita tidak mau melepaskan diri dari cengkraman nafsu itu sendiri.

Semoga di bulan Ramadan ini, kita semua senantiasa mampu menjalankan ibadah puasa dengan khusu. Selain itu, semoga kita selalu sabar dan menjaga diri dari segala perbuatan yang dapat mengurangi nilai puasa kita. Sehingga, pada akhirnya, kita dapat di sejajarkan dengan orang-orang terdahulu. Itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan dari Allah SWT.***

Oleh : KH Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, M.Ag.

Pengasuh Pesantren Darussalam Ciamis

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x