SMKN Manonjaya Satu-satunya Sekolah Jadi Percontohan Gelar PTM di Tengah Pandemi Covid-19

- 29 April 2021, 16:39 WIB
Siawa SMK Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya diperiksa suhu tubuh dengan termogun oleh guru sebelum gelar pembelajaran tatap muka di sekolah.
Siawa SMK Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya diperiksa suhu tubuh dengan termogun oleh guru sebelum gelar pembelajaran tatap muka di sekolah. /kabar-priangan.com/Ema Rohima/

KABAR PRIANGAN - Satu sekolah setingkat SMA/ SMK di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) lebih dulu dari jadwal yang ditetapkan pemerintah.

Sekolah tersebut yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Bahkan, SMKN Manonjaya dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya dalam pelaksanaan PTM di tengah Pandemi Covid-19.

Kepala SMK Negeri Manonjaya, Junjun Nugraha mengatakan sekolahnya sudah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) dan izin serta dukungan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Gara-gara Tumis Kangkung Dimasak Pakai Oli Mesin, Satu Keluarga Dilarikan ke RSUD Sumedang

Sehingga sekolahnya tetap melaksanakan PTM, bahkan menjadi barometer pelaksanaan PTM dari 303 sekolah di bawah Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah 12 Jawa Barat.

"Pelaksanaan PTM dilaksanakan lebih awal dari rencana pemerintah, karena banyak desakan dari orang tua dan melihat kondisi wilayah Manonjaya," kata Junjun kepada wartawan, Kamis 29 April 2021.

Menurutnya, pertimbangan dilaksanakan PTM karena kondisi wilayah Manonjaya berada pada zona hijau. Selain itu, tentunya adanya izin dari Dinas Kesehatan dan Tim Gugus Tugas yang selalu berkerjasama dalam penanganan Cobid-19.

Adapun dalam pelaksanaannya, setiap tamu yang masuk ke sekolah wajib melalui tahapan pemeriksaan baik penyemprotan disinfektan, pemeriksaan suhu tubuh dan ada jalur khusus ke ruang kelas.

Baca Juga: Mobil Pemdes Sukarame Digondol Maling Saat Sahur, Aksi Pencuri Terekam CCTV

"Begitupun dalam pelaksanaan PTM ini, hanya dilaksanakan 30 persen dari jumlah siswa dan dilaksanakan bergantian antara teori dan praktek. Waktu belajarnya dibatasi yakni antara pukul 8 hingga 12 setiap harinya," ucapnya.

Dikatakan Junjun, pengawasannya pun sangat ketat, selain ada tim khusus pengawas juga setiap kelas diawasi oleh kamera CCTV, untuk memberikan peringatan jika terjadi kerumunan atau tidak menggunakan masker.

"Sekolah kami dijadikan barometer dan contoh, dalam pelaksanaan PTM di KCD Pendidikan wilayah 12. Karena dari hasil pembelajaran selama dua pekan telah berjalan lancar dan tidak ada temuan kasus. Nantinya, sebanyak 303 sekolah akan mengikuti," ungkapnya.

Salah seorang siswa, Rani mengaku senang dengan pelaksanaan PTM kembali, karena dalam proses belajar mengajar lebih mengerti jika dibandingkan dengan belajar daring.

Meski mengaku ada rasa kekhawatiran, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat membuat dirinya bisa tenang, ungkapnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah