Hikmah Ramadan: Bulan Ramadan, Bulan Dikabulkannya Doa

- 3 Mei 2021, 07:42 WIB
Teten Sudirman, Pembina Yayasan Islam Al-Ikhlash Singaparna Tasikmalaya.*
Teten Sudirman, Pembina Yayasan Islam Al-Ikhlash Singaparna Tasikmalaya.* /DOK PRIBADI/

PADA saat khutbah di awal Ramadan, Rasulullah Saw bersabda:

"Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh berkah. Pada bulan itu Allah menaungimu, maka diturunkanlah rahmat, dihapus dosa-dosa dan dikabulkan segala doa". (HR. Imam Thabarani).

Oleh karenanya, Ramadan itu selain memiliki sebutan bulan penuh berkah serta rahmat, bulan pengampunan dosa, bulan kesabaran dan sebutan lainnya, Ramadan pun disebut juga bulan dikabulkannya doa-doa.

Bahkan Allah Swt sendiri sengaja menyelipkan ayat khusus tentang doa pada rangkaian ayat-ayat soal puasa, dengan firman-Nya :

"Dan apabila abdi-abdi-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa srsungguhnya Aku itu dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku. Tapi mereka harus memenuhi perintah-Ku dan harus beriman kepada-Ku, supaya mereka mendapat petunjuk". (Qs. 2 : 186).

Hal ini mengingat betapa pentingnya amalan berdoa itu sebagai suatu keperluan bagi setiap hamba atas karunia Tuhannya.

Jika kita cermati ayat tersebut di atas, pada janji Allah yang akan mengabulkan doanya orang yang berdoa ternyata ada syarat yang harus dipenuhi oleh sang pendoa agar doanya itu bisa terkabul.

Pada ayat itu Allah berjanji akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya, tapi harus terpenuhinya dua syarat yakni harus memenuhi dan menunaikan segala perintah dan larangan-Nya serta harus disertai dengan beriman kepada-Nya.

Selama ini mungkin kita merasakan doa kita banyak yang tidak dikabulkan Allah Swt. Terkait hal ini kita jangan cepat-cepat menyalahkan Allah, tapi harus mengevaluasi lagi diri kita sendiri.

Kemungkinan besar tidak dikabulkannya doa kita dikarenakan salah satu atau mungkin kedua syarat yang tadi belum terpenuhi oleh kita.

Mungkin sikap kita masih termasuk orang yang "pinter kodek" (kalau dalam bahasa Sunda mah), suka meminta tapi pelit untuk memberi.

Kita sering rajin berdoa setiap saat, namun masih enggan untuk menunaikan kewajiban yang diperintahkan Allah atau meninggalkan apa yang Allah larang.

Atau mungkin juga keimanan kita terhadap Allah masih belum sepenuh-penuhnya iman, alias masih tipis.

Selain itu masih banyak persyaratan lainnya agar doa kita dikabulkan Allah. Di antaranya, dalam berdoa itu kita harus optimistis, bahwa doa kita pasti dikabulkan Allah.

Di samping hati kita pun harus hadir di kala kita berdoa, jangan sembari "malaweung tur lalawora" (lalai). Sebagaimana sabdanya :

"Berdoalah kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa doa tersebut akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai. Sesungguhnya doa lisan yang kosong dari lisan dirinya, sedikit manfaatnya dan tak ada bekasnya". (HR. Iman Dailami).

Hal lainnya yang menjadi syarat dikabulkannya doa adalah menyangkut adab atau tata cara berdoanya sendiri. Allah Swt sendiri berfirman :

"Berdoalah kamu kalian kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan dengan suara pelan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melewati batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah bumi tersebut beres/seimbang. Dan berdoalah kamu dengan rasa segan dan penuh pengharapan (optimis). Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan". (Qs. 7 : 55-56).

Jika kita mengacu kepada asbabun nuzul Qs. Albaqarah ayat 186 di atas, dimana ayat tersebut merupakan jawaban Allah atas pertanyaan seseorang terkait keberadaan Allah Swt.

Jika keberadaan Allah jauh dari kita, maka kata orang tersebut "aku akan berteriak saat berdoa, tapi jika Allah ternyata dekat maka aku akan memelankan suaraku saat berdoa".

Bahkan Allah lebih menekankan lagi kedekatan diri-Nya dengan manusia, lebih dekat daripada urat lehernya sendiri. (Qs. Qaf : 16).

Alasan lainnya tidak dikabulkannya doa oleh Allah, mungkin apa yang kita minta telah dinyatakan oleh Allah sendiri, bahwa hal tersebut sudah dinyatakan tertutup tidak akan dikabulkan.

Contohnya, seperti minta ampunan bagi orang musyrik. (Qs. At-Taubah : 113) atau minta dioperkan ganjaran amal kepada orang lain. (Qs. Albaqarah 286, An-Najm 38-39).

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal lain yang menghalangi atas dikabulkannya suatu doa oleh Allah Swt.

Namun dengan dikemukakannya sebagian yang tersebut di atas, diharapkan kita bisa mengevaluasi diri masing-masing agar dalam berdoa lebih baik lagi. Semoga...

Oleh: Teten Sudirman

(Pembina Yayasan Islam Al-Ikhlash Singaparna Tasikmalaya).***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah