Hikmah Ramadan: Problem Implementasi Taqwa

- 5 Mei 2021, 07:15 WIB
H. Nana Supriatna, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Pangandaran
H. Nana Supriatna, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Pangandaran /DOK PRIBADI/

Terutama Dia sebagai Petunjuk kepada manusia dan yang akan menngadili manusia nanti dengan penuh keadilan dan belas kasih (Fazlur Rahman, 1979).

Tuhan sejak awal selalu memberi kabar baik dan peringatan kepada manusia tentang hak dan kewajibannya. Nikmat yang diberikan Tuhan yang tak terhingga banyaknya merupakan sebuah hak bagi umat manusia.

Adapun beribadah kepadaNya adalah sebuah kewajiban bagi umat manusia pula. Tetapi muncul sebuah problematika yang dihadapi manusia pada perkembangan selanjutnya. Manusia tergoda terhadap hal-hal yang dilarang oleh Yang Maha Kuasa.

Sejarah kemanusiaan (Adam AS dan keluarga kecilnya) sejak diciptakan oleh Tuhan kehidupan umat manusia penuh godaan. Godaan ini salahsatunya menjadi pemicu munculnya problem implementasi taqwa pada Tuhan-Nya.

Tentunya sangat berpengaruh pada kondisi internal jiwa kemanusiannya untuk selalu istiqomah dalam menggapai taqwa. Berbagai media untuk menggapai taqwa sejalan beriringan dengan godaan untuk berbuat dosa.

Fa alhamaha fujuraha wa taqwaha, yakni maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya (QS. As-Syams [91] ayat 8).

Manusia jatuh pada dua pilihan ini, oleh karena itu manusia harus selalu ikhtiar dan memilih untuk tidak melanggar aturan-aturan yang telah Allah SWT tentukan.

Bulan Ramadan tahun ini mari kita jadikan media pembelajaran efektif untuk membulatkan niat ibadah dengan sungguh-sungguh yang selama ini mendapat gangguan dalam mengimplementasikan bentuk ketaqwaan kepada Sang Maha Pencipta.

Mandatory Ramadan adalah panen pahala yang berlipat ganda. Fungsionalitas Allah Yang Maha Bijaksana begitu sangat nyata, dengan otoritasNya.

Sebagaimana disabdakan Nabi, "Likulli hasanatin bi’asyri amtsalihim sab’u miah dhi’fun illas shaum, fainnahu li wa ana ajzi bihi" (Setiap amal kebajikan dibalas dengan 10 sampai 700 pahala, kecuali puasa “untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya” -dengan mengutip kata Tuhan).

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x