Dengan ditutupnya tempat wisata, secara otomatis salah satu tempat yang selama ini menjadi destinasi wisata favorit warga Kota Tasikmalaya tersebut akan mati. Termasuk kehidupan perekonomian didalamnya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Nandang Permana (54) salah seorang pemilik rumah makan di Obyek Wisata Situgede mengaku sangat kaget ketika mendengar keputusan Situgede ditutup untuk kedua kalinya pada saat liburan idul fitri.
"Ini untuk kedua kalinya Situgede ditutup setelah tahun lalu. Kami tentu saja sangat kecewa atas keputusan tersebut," ujar Nandang.
Baca Juga: Asal Patuhi Protokol Kesehatan, Pemkab Tasik Perbolehkan Salat Id di Masjid
Menurut Nandang, penutupan Situgede dengan alasan zona merah covid-19 sangat tidak relevan. Karena kata dia, selama bulan puasa Situgede hanya buka selama empat jam saja mulai pukul.16:00 hingga pukul 20:00.
"Kita hanya buka empat jam saja, itupun pengunjungnya sangat sedikit karena sejak ada larangan mudik, pengunjung Situgede tidak ada yang dari luar melainkan hanya pendatang lokal,” katanya.
Dengan kondisi seperti inipun kata dia, omzet usahanya menurun karena hanya melayani orang yang buka puasa.
Baca Juga: Ribuan Karyawan PT Teodore Mogok Kerja, Tolak Pembayaran THR Dicicil
“Jam 19.00 juga sudah pada pulang lagi karena mau salat terawih, tidak ada sedikitpun kerumunan di Situgede kalau memang alasannya takut ada kerumunan yang bisa menyebabkan penyebaran virus covid," ujar Nandang.
Dia kemudian memprotes kebijakan Pemkot yang justru memberikan toleransi bagi tempat-tempat usaha kelas kakap, seperti mall dan toserba.