Hikmah Ramadan: Makna Idulfitri Menurut Alqur'an

- 11 Mei 2021, 16:52 WIB
Ajidin, S.Pdi
Ajidin, S.Pdi /Dok Pribadi/

 

 

“FA AQIM waj-haka lid-dini ḥanifa, fiṭratallahillati faṭaran-nasa 'alaiha, la tabdila likhalqillah, zalikad-dinul qayyimu wa lakinna aksaran-nasi la ya'lamụn”

”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Islam (sesuai ) fitrah asal. Disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (Itulah agama yang lurus)". (Al-Qur'an Surat Arrum ayat 30)

Sebagaimana kita ketahui bahwa makna Idulfitri yang sudah terkenal di kalangan masyarakat dari semua lapisan adalah kembali kepada kesucian.

Itu benar, karena menurut bahasa bahwa Idulfitri adalah kembali kepada kesucian. Tapi dalam kesempatan ini saya akan memaparkan makna Idulfitri menurut Al-Qur'an Surat Arrum ayat 30 seperti di atas.

Makna Idulfitri menurut ayat tersebut dibagi menjadi tiga bagian;

  1. Di awal ayat Allah SWT berfirman “Faakim wajhaka liddiini haniifa,fhitrotallah" (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Islam).

Menurut ayat ini bahwa makna fitrah adalah Agama Islam, agama yang lurus. Jadi Idulfitri mempunyai makna kembali kepada agama yang lurus yaitu Agama Islam.

Jika terjadi di Hari Raya Idulfitri ada yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fitrah Islam seperti ugal-ugalan disertai mabuk-mabukan, itu tak sesuai dengan makna Idulfitri dan ajaran Islam.

  1. Makna Idulfitri yang kedua. Firman Allah SWT; "Allati fatharannaasi ‘alaiha".

Fitrah adalah Allah SWT menciptakan manusia. Asal kejadian manusia itu adalah suci, bayi lahir dari siapa pun ibunya baik Islam atau pun bukan Islam, bayinya tetap suci. Tetapi jika di masa dewasanya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi itu tergantung ibunya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Setiap bayi yang dilahirkan lahir dalam keadaan suci kecuali ibu bapaknyalah yang menjadikan dia yahudi Nasrani atau Majusi".

Jadi ketika tiba Hari Raya Idulfitri manusia saling bermaaf-maafan dari dosa dan kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja, mereka kembali kepada kesucian seperti bayi baru lahir. Itulah makna Idulfitri.

  1. Makna Idulfitri yang ketiga. Firman Allah ; "Laatabdiila likhalqillahi dzaalikaddiinul Qoyyim. Walaakinnaaktaronnasilaaya’lamuun".

(Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manuia tidak mengetahui).

Makna Idulfitri menurut ayat ini adalah tidak ada perubahan pada ciptaan Allah SWT. Mengandung arti Istiqomah tetap berpegang teguh pada agama yang lurus yaitu Al-Islam.

Segala didikan-didikan atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di Bulan Suci Ramadan seperti memperbanyak salat malam, memperbanyak sedekah, i’tikaf di masjid dan lain sebagainya, itu harus tetap dilaksanakan.

Namun sayang dalam pelaksanaannya terkadang manusia salah kaprah dan berperilaku bertentangan dengan makna Idulfitri yang sesungguhnya.

Misalkan seharusnya kita menggunakan hal-hal yang hemat malahan lebih boros dari biasanya. Agama Islam menganjurkan kepada kesederhanaan, tapi malah menunjukkan kepada kemewahan. Kalau begitu itu bukan Idulfitri tetapi Lebaran atau hari raya.

Mungkin itu akibat ketidaktahuan dan ketidaksadaran, sesuai Firman Allah  SWT di akhir ayat  "Walaakinna aktsaronnaasi laaya’lamuun” (Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya).

Jadi kesimpulannya  makna Idulfitri adalah:

  1. Kembali kepada agama yang lurus
  2. Kembali kepada asal kejadian
  3. Kembali kepada keistiqomahan.

Itulah makna Idulfitri menurut Al-Quran. Semoga kita dapat menyambut dan memanfaatkan datangnya Idulfitri 1442 Hijriah --yang jika kita ada umur akan sebentar lagi dijalani-- dengan lebih memahami makna Idulfitri tersebut agar kita semua mendapatkan pahala dari Allah SWT. Aamiin.*

 Oleh: Ajidin, S.Pd.I

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muawanah, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah