Angka Kematian Covid-19 di Garut di Atas Nasional, Bupati Garut Tetapkan Siaga Satu

- 17 Mei 2021, 20:09 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah /Dok Pikiran Rakyat/

KABAR PRIANGAN - Kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran benar-benar menjadi perhatian Pemkab Garut. Berbagai langkah pun dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan tersebut.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyebutkan pihaknya akan menghidupkan kembali Satgas di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan para kepala Puskesmas yang ada di Kabupaten Garut dan menetapkan siaga 1 untuk setiap Puskesmas.

Hal tersebut disampaikan Rudy saat memberikan sambutan dalam Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di lapang Sekretariat Daerah (Setda) Garut, Jalan Pembangunan, Senin 17 Mei 2021.

Baca Juga: Akibat Penyekatan, Pengunjung TWA Gunung Papandayan Garut tidak Signifikan

“Saya sangat berharap, kita terutama satgas-satgas di SKPD dihidupkan kembali untuk antisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran. Saya katakan dan nyatakan sekarang ini adalah darurat 1 atau siaga 1 untuk para Puskesmas," ujar Rudy.

Dikatakannya, untuk memberikan intruksi kepada pihak Puskesmas, hari ini dirinya akan melakukan zoom meeting dengan seluruh kepala Puskesmas yang ada di Garut.

Sebelumnya, dirinya akan zoom meeting dengan Presiden RI, Jokowi, untuk mendapatkan arahan terkait langkah apa saja yang harus dilakukan.

Penetapan siaga 1 di puskesnmas ini menurut Rudy dilakukan menyusul angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Garut yang melebihi angka nasional saat ini.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Pengunjung, Pemkab Bandung Tutup Sejumlah Objek Wisata

Untuk nasional, angka kematian akibat Covid-19 per tanggal 15 Mei 2021 berada di angka 2,76 persen sedangkan Kabupaten Garut sudah mencapai angka 4,2 persen dengan jumlah 382 kasus kematian.

“Saya selaku Ketua Satgas, tadi juga saya sudah umumkan di sebuah stasiun radio bahwa angka kematian akibat Covid-19 di Garut saat ini merupakan yang tertinggi di Indonesia. Angka kematian kita saat ini melebihi angka 4 persen sedangkjan nasional saja hanya
2,76 persen," katanya.

Rudy mengungkapkan, dari total yang terkonfirmasi positif yang mencapai 9.083 orang, yang meninggal dunia telah mencapai 382 orang atau mencapai 4,2 persen.

Ini tentu sangat memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan sehingga harus secepatnya ada antisipasi yang dilakukan.

Baca Juga: Wisatawan Terjebak Macet Berjam-jam di Kawasan Gunung Gelap Jalur Menuju Kawasan Wisata Garut Selatan

Dalam kesempatan itu, Rudy berpesan kepada jajarannya agar tidak ada keterlambatan saat melakukan penanganan pasien yang terpapar Covid-19.

Hal ini dinilainya sangat penting guna menurunkan angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Garut yang saat ini terbilang tinggi.

Ia juga meminta jangan sampai ketika kondisinya sudah sangat lemeh, pasien Covid-19 baru mendapatkan penanganan sehingga akan sangat sulit untuk diobati.

Keterlambatan penanganan seperti inilah yang menurutnya telah menyebabkan tingginya angka kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Garut selama ini.

Baca Juga: Pengelola Wisata di Sumedang Dinilai Telah Menerapkan Prokes

"Jangan sampai nanti yang terkonfirmasi itu sudah dalam keadaan sangat lemah, baru mendapatkan penanganan. Ini tentu akan sangat sulit untuk diobati sehingga akhirnya banyak pasien Covid yang meninggal," ucap Rudy.

Rudy pun mengajak semua pihak terkait untuk sama-sama berupaya keras guna dapat menurunkan tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Garut.

Hal ini tentunya memerlukan kerjasama dan kerja keras bukan hanya dari kalangan pemerintah akan tetapi harus melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menambahkan pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi jika di kemudian terjadi lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit.

Baca Juga: Terkait Kasus Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Direksi Kimia Farma Diagnostika

Selama ini, Dinas Kesehatan Garut juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

“Makanya kita sudah perintahkan Dinas Kesehatan untuk mencermati dan kita sudah menyiapkan sejumlah langkah sebagai antisipasi terjadinya lonjakan di rumah sakit," kata Helmi.

Disampaikan Helmi, langkah pertama yakni dengan meningkatkan status puskesmas menjadi siaga satu untuk penanganan Covid-19 jika di rumah sakit sudah terjadi lonjakan pasien.

Kesiapan di puskesmas dinilainya akan sangat membantu dalam upaya penanganan terhadap pasien Covid-19 di saat rumah sakit sudah tak mampu lagi menampung pasien.

Baca Juga: Wabup Erwan Ikuti Digitalk Webinar Series #3

Lebih jauh dikatakannya, pihak Dinas Kesehatan juga sudah diinstruksikan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan baik berupa imbauan ataupun tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran terhadap protokol kesehatan.

Hal itu bisa dilakukan pihak Dinas Kesehatan bersama-sama dengan Satgas sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Kepada masyarakat, Helmi mengimbau untuk berhati-hati serta mewaspadai terhadap penyebaran Covid-19 agar angka kematian khususnya di Kabupaten Garut tidak tinggi.

Ia mengakui jika pascalebaran, terutama pada hari Sabtu dan Minggu, terjadi penumpukan kerumunan yang tentu seharusnya tidak boleh terjadi.

"Ini harus kita waspadai. Jika ada hal yang memang terlaporkan perlu isolasi mandiri, maka segera lakukan secepatnya. Demikian pula jika ada yang harus mendapatkan perawatan, secepatnya dirujuk agar angka kematian kita juga tidak tinggi seperti yang terjadi saat
ini,” pesannya.***

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x